Kritik Soal Ketimpangan Ekonomi, Gus Imin Ajak Santri Lirboyo Jadi Subjek Perubahan

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Minggu (9/2/2025).

Liputanjatim.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menghadiri penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) ke-V dan Lembaga Ittihadul Mubalighin Aly (LIM) ke-II di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Minggu (9/2/2025).

Dalam kesempatan itu, Gus Imin sapaan akrabnya ini menyoroti ketimpangan ekonomi yang semakin melebar di Indonesia dan mengajak santri untuk mengambil peran lebih besar dalam perubahan sosial.

Di hadapan para masyayikh dan ribuan anggota Himasal, Gus Imin yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) mengungkapkan ketimpangan kepemilikan aset di Indonesia. Ia mengutip data yang disebutkan Presiden Prabowo Subianto, bahwa 50 orang terkaya di Indonesia menguasai 75% total aset bangsa, sementara 50% penduduk tidak memiliki aset dan semakin hari semakin miskin.

“Itu keadaan Indonesia yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto, dan beliau perintahkan kepada seluruh menterinya untuk fokus kerja. Kerjaan ini tentu tidak ringan, harus melibatkan semua pihak. Saya yakin alumni-alumni yang menjadi kiai, pengusaha di berbagai bidang insyaallah tidak akan putus tanggung jawab peduli kepada negara dan bangsa,” ujar Gus Imin.

Pernyataan tersebut menyoroti ketimpangan yang dinilai semakin memperburuk kondisi masyarakat bawah. Namun, belum ada solusi konkret yang ditawarkan terkait bagaimana santri dan alumni pesantren dapat secara langsung mengatasi permasalahan tersebut.

Gus Imin juga menekankan pentingnya alumni Lirboyo berperan sebagai subjek perubahan, bukan sekadar korban dari perkembangan zaman. “Menjadi ujung tombak dari seluruh perubahan, bukan menjadi korban dari perubahan. Inilah cita-cita kita semua,” tuturnya.

Ia juga mendorong santri untuk aktif dalam dakwah di media sosial sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan zaman. “Sekarang Instagram kalah dengan TikTok. Facebook tidak ada apa-apanya dibanding TikTok. Ini perlu peran Himasal untuk turut andil mengendalikan, memasukkan konten-konten dakwah positif agar tercipta baldatun thoyyibatun wa robban gafur,” ucapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here