LIPUTAN JATIM

Kota Pasuruan Rayakan Hari Jadi, Ini Jejak Sejarah dan Perkembangannya!

Kota Pasuruan pada zaman dulu. Foto: Disparpora Kota Pasuruan

Liputanjatim.com – Kota Pasuruan, salah satu kota tertua di Jawa Timur, merayakan hari jadinya setiap tanggal 8 Februari. Dengan sejarah panjang yang mencerminkan kejayaan masa lalu, kota ini memiliki peran penting dalam perdagangan, budaya, dan perkembangan peradaban di pesisir utara Jawa.

Sejak masa kerajaan hingga era kolonial, Kota Pasuruan terus berkembang menjadi pusat ekonomi dan industri yang tetap menjaga warisan sejarahnya. Perayaan hari jadi ini menjadi momen penting untuk mengenang perjalanan panjang kota ini sekaligus meneguhkan komitmen dalam membangun masa depan yang lebih maju.

Jejak Sejarah Kota Pasuruan

Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Pasuruan, kota ini dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan pemerintahan sejak zaman dahulu. Pada masa lampau, Pasuruan disebut dengan nama Paravan, sementara komunitas Tionghoa menyebutnya sebagai Yanwang atau Basuluan. Ada pula pendapat yang mengaitkan nama “Pasuruan” dengan kata “Pasar” dan “Oeang”, yang menunjukkan betapa ramainya aktivitas perdagangan di kota ini.

Pada masa kejayaannya, Pasuruan menjadi pusat transaksi dagang antar pulau di kawasan timur Nusantara. Pelabuhan Tanjung Tembikar berperan penting dalam menarik para pedagang dari berbagai daerah, menjadikan Pasuruan sebagai kota dagang strategis di pesisir utara Jawa.

Kota Pasuruan juga memiliki tokoh-tokoh penting dalam sejarahnya, salah satunya adalah Untung Suropati yang pernah berkuasa sebagai raja Pasuruan. Selain itu, Adipati Dharmoyudo juga pernah memerintah kota ini secara turun-temurun.

Secara legal, pemerintahan Kota Pasuruan mulai terbentuk pada era Hindia Belanda dengan didirikannya Residensi Pasuruan pada 1 Januari 1901. Kemudian, pada 20 Juni 1918, kota ini resmi ditetapkan sebagai kotapraja dengan nama Stads Gementee van Pasoeroean, sebagaimana tercatat dalam Staatsblad 1918 No. 320.

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pasuruan ditetapkan sebagai kota madya dengan wilayah administrasi yang terus berkembang. Hingga 21 Desember 1982, Kota Pasuruan mengalami perluasan wilayah menjadi tiga kecamatan dengan 19 kelurahan, dan terus berkembang hingga saat ini.

Saat ini, Kota Pasuruan tidak hanya dikenal sebagai kota bersejarah, tetapi juga sebagai pusat perdagangan, industri, dan pariwisata di Jawa Timur. Warisan sejarahnya yang kaya tetap menjadi bagian penting dalam perkembangan kota ini, seiring dengan upaya pemerintah dan masyarakat dalam menjaga identitas serta memajukan potensi daerah.

Perayaan hari jadi Kota Pasuruan pada 8 Februari menjadi momentum bagi warganya untuk terus mengenang sejarah serta berkomitmen dalam membangun kota yang lebih maju, modern, dan tetap berakar pada nilai-nilai budaya yang telah diwariskan sejak berabad-abad lalu.

Exit mobile version