Konsisten Berjuang Di Jalur Budaya, Bupati Pamekasan Terima Gelar Kebangsawanan

Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) H Badrut Tamam Cakrahadipuro dan Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Hj Nayla Hasanah Adiningtyas

Liputanjatim.com – Bupati Pamekasan Badrut Tamam bersama istri Nayla Hasanah Badrut menerima gelar kebangsawanan dari Keraton Surakarta dalam acara rangkaian Tingalan Dalem Jumenengan ke-15 Raja Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sampeyandalem Ingkang Sinoehoen Kanjeng Soesoehoenan Pakoe Boewono XIII, Sabtu (30/3/2019).

Bupati Pamekasan Badrut Tamam saat menerima gelar kebangsawanan dari Sinoehoen Kanjeng Soesoehoenan Pakoe Boewono XIII

Setelah menerima gelar bangsawan dari keraton Surakarta tersebut, Bupati yang akrab disapa Ra Badrut tersebut bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) H Badrut Tamam Cakrahadipuro. Sementara istri Ra Badrut Nayla Hasanah bergelar Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Hj Nayla Hasanah Adiningtyas.

Pemberian gelar kebangsawanan oleh Keraton Surakarta kepada bupati muda dari PKB tersebut karena dianggap telah berjasa dan memberikan kontribusi dalam pelestarian budaya. Terutama dalam upayanya meningkatkan kesenian dan warisan budaya di Pamekasan.

Sebelum prosesi acara Tingalan Dalem Jumenengan digelar, warga sekitar dan seisi keraton melakukan resik-resik (bersih-bersih) yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pada Jumat (29/3/2019).

Acara bersih-bersih diawali dengan pertunjukan Tari Gugur Gunung kemudian dilanjutkan dengan apel yang dipimpin oleh Ganjar Pranowo. Selanjutnya, penyematan ikat kepala dan sapu oleh Gubernur kepada perwakilan peserta sebagai tanda memulai kegiatan bersih-bersih.

Untuk diketahui, Tingalan Dalem Jumenengan merupakan salah satu ritual paling sakral karena memperingati hari ulang tahun kenaikan tahta raja. Rangkaian acara ini antara lain pasukan keraton yang diiringi gending gamelan jawa sebagai pembuka acara.

Setelah itu, prosesi Tingalan Jumenengan ini ditandai dengan keluarnya Sinoehoen Kanjeng Soesoehoenan Pakoe Boewono XIII dari Dalem Ageng Prabasuyasa menuju Sasaka Sewaka tempat berlangsungnya Jumenengan. Lalu dilanjutkan dengan tarian sakral Bedoyo yang dibawakan oleh sembilan penari.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here