Konsensus Bhiruh Dheun, Teliti Konsep Blue Green Ekonomi Pada Sampah, Pertanian dan Peternakan 

Liputanjatim.com – Perkara sampah di Kabupaten Bangkalan masih menjadi persoalan klasik, terlebih Bangkalan belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang permanen.

Permasalahan sampah dan kebijakan penanganan sampah di Kota Dzikir dan sholawat dikaji dan diteliti secara mendalam oleh Dosen Stamidia melalui lembaga kajian Konsensus Bhiruh Dheun Muniri Faqod.

Penelitian tentang kebijakan penanganan sampah ini menghasilkan kebaruan berupa adanya pemikiran Blue green ekonomi atau Sisi ekonomi tidak menghilangkan kemanusiaan dan lingkungan.

Muniri sapaan akrabnya menuturkan, sampah dapat menjadi bagian dari sosial Enterpreneur, caranya dengan mengoptimalkan dan menggalakkan Bank Sampah.

Sebab, Manajemen Bank sampah yang tertulis rapi, seperti: buku tabungan, daftar harga masing-masing jenis sampah sangat memudahkan manajemen keuangan bagi pengelola dan para nasabah.

”Di Sampah sudah terpilah sejak dari rumah nasabah sesuai jenisnya sehingga memudahkan bagi pengelola untuk menimbang dan menentukan harga,” katanya saat mendedikasikan hasil penelitian nya di Kafe Tanean Roma Minggu sore (21/08).

Sampah non organik yang sejak awal sudah terpisah dari sampah organik tidak menimbulkan bau yang mengganggu lingkungan sekitar sehingga Proses distribusi di bank sampah cukup murah dan mudah, bisa diaplikasikan oleh semua kalangan Masyarakat.

”Jika manajemen bank sampah ini bisa digalakkan, selain bersifat social enterpreunership, ia juga bersifat social engineering yaitu para nasabah yang sudah terbiasa memilah sampah akhirnya mempunyai kesadaran untuk meminimalisir membuat sampah, sehingga bisa mengurangi debit sampah di lingkungan sekitar,” imbuhnya.

Selain melakukan penelitian tentang permasalahan sampah, konsensus Bhiruh Dheun juga meneliti tentang pertanian organik yang lebih ramah lingkungan, lebih hemat dan hasil panen yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan pertanian konvensional. 

Berdasarkan temuan lapangan, pertanian organik mampu menghemat modal hingga 50% dan menghasilkan laba hingga 1000% dibanding pertanian konvensional.

Begitu juga dengan peternakan ayam yang membuat sendiri pakan ternaknya, selain modal jauh lebih hemat, laba yang didapatkan jauh lebih banyak, selain itu tentunya sangat ramah lingkungan. 

Segala bentuk usaha yang ramah lingkungan ini, tentu akan sangat bermanfaat bagi kelesatrian lingkungan juga keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here