LIPUTAN JATIM

Komnas PA Sebut Lebih 40 Korban Kekerasan Seksual, DPRD Jatim Minta Pihak SPI Kota Batu Terbuka

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Hikmah Bafaqih saat memberikan keterangan pers saat berkunjung di SMA SPI Kota Batu

Liputanjatim.com – Komnas Perlindungan Anak memberikan pernyataan terkait jumlah korban kekerasan seksual di sekolah SMA SPI Kota Batu terus bertambah dan dimungkinkan lebih dari 40 korban. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komnas Arist Merdeka Sirait seiring dengan bertambahnya saksi dan korban yang sudah berani mengadukan pelecehan dan kekerasan yang pernah dialami selama sekolah dan menjadi alumi di SMA SPI Kota Batu.

“Lebih sebenarnya, tapi kan belum terkonfirmasi. Tapi paling tidak seperti itu dan ini saya kira akan melebar karena kejadiannya lama, bukan baru. Kalau baru nggak mungkin sampai segitu (Jumlah korbannya),” ungkapnya.

Menurutnya, kasus kekerasan seksual tersebut terjadi dalam kurung waktu 9-10 tahun terakhir, namun korban tidak berani melapor.  Bahkan, kasus tersebut tidak berhenti pada kekerasan seksual, namun juga diduga adanya eksploitasi anak dengan kedok pendidikan.

Kasus kekerasan dan eksploitasi anak yang telah menjadi sosotan nasional tersebut juga membuat DPRD Jawa Timur turut melakukan pendampingan. Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Hikmah Bafaqih saat mengunjungi langsung SMA SPI Kota Batu secera tegas meminta pihak sekolah dan pengelola disana untuk terbuka dalam memantu penegak hukum menguak kasus kejahatan luar biasa yang diduga dilakukan oleh pemilik yayasan SMA SPI.

“Kami meminta pihak sekolah terbuka, membantu aparat hukum, penegakan hukum harus dijalankan sambil menjunjung praduga tak bersalah,” ungkap Hikmah bafaqih.

Pihaknya juga meminta  telah berkomunikasi dengan Wali Kota Batu Dewanti dalam proses penyelamatan sekolah dan siswa yang masih sekolah disana. Sebab ia tak ingin, pendidikan siswa terganggu dengan adanya kasus kekerasan seksual yang terjadi dilingkungan belajar mereka.

“Kami telah berkomunikasi dengan wali kota untuk bisa memanggil dan berkomunikasi dengan pengelola yang lain. Ini perlu untuk penyelamatan, agar anak-anak terselamatkan dan bisa belajar dengan tenang,” ujar Politisi PKB Jawa Timur itu.

Exit mobile version