Liputanjatim.com – Komisi C DPRD Jawa Timur mendorong seluruh pihak terkait untuk melakukan percepatan pipanisasi mata air umbulan Pasuruan. Itu dikarenakan saluran utama dari Umbulan yang sudah disiapkan, masih terkendala dengan belum siapnya jaringan yang menuju ke masyarakat.
Anggota Komisi C DPRD Jatim, Kuswanto mengatakan, bahwa Jawa Timur harusnya bersyukur karena mempunyai sumber mata air yang cukup besar di Umbulan Pasuruan. Bahkan, sudah ada investor yang hadir dan menyiapkan distribusinya ke beberapa kabupaten/kota di Jatim.
“Mereka (investor) menyiapkan saluran utama dari umbulan sampai ke tiga kabupaten/kota (Surabaya, Gresik, Sidoarjo). Itu sudah dipersiapkan dan sudah selesai yang dilakukan oleh PT Medco,” kata Dr Kuswanto seusai mengikuti rapat dengan Direksi PT Air Bersih Perseroda (BUMD) milik Pemprov Jatim agenda Kunjungan Kerja Komisi C ke Pasuruan, Selasa (15/2/2022).
Namun demikian, kata dia, proyek nasional ini masih terkendala dengan ketidaksiapan PDAM kabupaten/kota menyediakan jaringan pipanisasi dari lokasi titik intake saluran utama menuju ke masyarakat.
“Karena ketidaksiapan PDAM, baik itu Sidoarjo, Surabaya dan Gresik mengambil dari saluran induk yang disiapkan PT Medco itu tidak dalam kondisi pipa yang layak, pipa besar,” tegasnya.
Untuk menyelesaikan hal ini, maka PDAM kabupaten/kota harus menyiapkan diameter jaringan pipa yang sesuai dengan debit air dari saluran utama yang dikelola pemasarannya oleh PT Air Bersih Jawa Timur (Perseroda).
Akan tetapi, Kuswanto menyebut, hingga sekarang, PDAM kabupaten/kota masih belum dapat merealisasikannya. “Itu yang belum terselesaikan,” jelas Politisi Partai Demokrat tersebut.
Padahal, Kuswanto menuturkan, bahwa air bersih ini adalah kebutuhan dasar dari pada setiap manusia. Sementara sekarang, sudah ada sumber mata air yang telah ditarik melalui tempat jauh, namun belum juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Ini kan berarti ada debit air yang tidak termanfaatkan. Padahal keluhan masyarakat kota itu sekarang, masih terkendala dengan debit air yang kecil, kualitas air yang tidak baik. Karena sumber air sementara ini ambil dari Sungai Brantas,” papar dia.
Oleh sebab itu, dirinya pun mendorong agar permasalahan ini bisa segera diselesaikan bersama. Baik itu pihak PT Medco, PT Air Bersih B Perseroda, Pemprov Jawa Timur dan terutama PDAM kabupaten/kota.
“Kita mengusulkan bahwa permasalahan ini harus diselesaikan secara bersama. Apalagi proyek air bersih ini juga masuk dalam Perpres (Peraturan Presiden) No 80 tahun 2019,” tandasnya.