Kisah Wali Songo Menyebarkan Ajaran Islam di Pulau Jawa

Liputanjatim.com – Wali Songo adalah sembilan tokoh suci yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa pada abad ke-14 dan ke-15. 

Setiap wali memiliki sebutan yang disesuaikan dengan tempat tinggal dan wilayah penyebarannya. Meski namanya sangat terkenal, tetapi belum banyak yang tahu sejarah Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama Islam. 

Sejarah Wali Songo

Wali artinya adalah wakil, sedangkan songo berarti sembilan dalam bahasa Jawa. Wali Songo dapat diartikan sebagai sembilan wakil atau wali Allah Swt.

Maka, Wali Songo memiliki arti sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali, seperti dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII (2016).

Kesembilan orang tersebut memiliki derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga atau mengawal sembilan lubang dalam diri manusia sehingga memiliki peringkat wali.

Dikutip dari buku Sejarah Wali Songo oleh Zulham Farobi (2019), penyebaran Islam di Jawa berjalan dengan damai.

Para Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, yaitu dengan memadukan seni budaya lokal dengan ajaran Islam. Contohnya adalah wayang, tembang Jawa, gamelan, serta upacara adat yang digabungkan dengan ajaran dan makna Islam.

Metode dakwah yang lembut, damai, dan tanpa unsur paksaan tersebut membuat masyarakat Jawa bisa menerima kehadiran Wali Songo dan ajaran Islam secara sukarela.

Pembangunan langgar atau masjid oleh para Wali Songo, selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat untuk mengajarkan ajaran-ajaran dalam Islam. Tempat-tempat inilah yang menjadi pusat penyebaran agama Islam.

Peran Wali Songo yang cukup dominan adalah dakwah, baik dakwah lisan atau tulisan. Para Wali Songo berkeliling dari satu daerah ke daerah lain untuk menyebarkan ajaran Islam.

Sembilan Wali atau Wali Songo yang berperan dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa adalah:  

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)  

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)  

3. Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)  

4. Sunan Drajat (Raden Qasim)  

5. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)  

6. Sunan Giri (Raden Paku)  

7. Sunan Kalijaga (Raden Said)  

8. Sunan Muria (Raden Umar Said)  

9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)  

Mereka menggunakan berbagai pendekatan dakwah, seperti pendidikan, kesenian, dan sosial, sehingga Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here