Liputanjatim.com – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengajak masyarakat meramaikan acara puncak resepsi peringatan satu abad NU yang dipusatkan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (07/02/2023) mendatang.
Diperkirakan acara tersebut bakal dihadiri satu juta warga Nadhliyin yang dari berbagai penjuru nusantara, bahkan mancanegara.
Demikian disampaikannya saat menggelar konferensi di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta, Jumat (27/01/2023).
Masih menurut Yahya, nantinnya juga akan ada banyak penampilan seni budaya modern bernuansa Islam yang dibawakan seniman dari dalam dan luar negeri, serta melibatkan warga masyarakat sekitar lokasi.
Rangkaian kegiatannya sendiri akan berlangsung selama 24 jam. Diawali dengan kegiatan ibadah malam hari atau Qiyamul Lail, kemudian disusul secara bergantian dengan pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Ratib al-Attas, Asmaul Husna, Ijazah Kubra, Salat berjemaah dan Salawatan bersama.
Selepas itu, akan ada penampilan musisi ternama seperti Rhoma Irama dan Maher Zein yang bakal diiringi oleh orkestra pimpinan Addie MS.
Musisi lain seperti Tohpati, Grup Band Slank, Dewa Budjana, dan Kikan Namara juga tak ketinggalan akan tampil memeriahkan panggung peringatan satu abad NU.
Barulah setelah itu Resepsi Puncak Peringatan Satu Abad NU yang akan diisi dengan Istighosah Kubro. Rencananya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Menyadari rangkaian kegiatan yang spektakuler itu, Gus Yahya menghimbau masyarakat khususnya warga Nahdliyin untuk dapat menata niat yang baik dalam menghadiri kegiatan tersebut.
Menurutnya, niat baik harus ditata semata-mata untuk beribadah yang khusyuk dan mengambil berkah dari Nahdlatul Ulama.
Gus Yahya menegaskan, acara yang melibatkan banyak orang itu bukan bertujuan untuk hura-hura. Tapi, untuk menggelorakan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
“Kita bukan hanya ingin bersenang-senang, kita bukan ingin berhura-hura. Tapi ingin mengambil barokah para Ulama,” sampainya.
Ia berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi momentum kebangkitan Nahdlatul Ulama di abad keduanya. Juga menjadi peringatan harlah satu abad Nahdlatul Ulama yang patut dikenang dalam waktu yang lama.
“Mudah-mudahan cerita tentang peringatan harlah satu abad Nahdlatul Ulama akan terus menjadi cerita yang dituturkan kepada generasi ke generasi berikutnya,” tandasnya.