Ketua Fraksi PKB Jatim Ajak Milenial Sambut 2020 dengan Semangat 1945

Liputanjatim.com – Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa Timur Fauzan Fuadi mengajak pemuda, kelompok milenial menyambut tahun baru 2020 dengan semangat 1945. Semangat yang dimaksud adalah semangat yang bermuatan positif dengan agenda-agenda resolusi dan hal-hal apa saja yang akan dilakukan pada tahun depan.

Genarasi muda yang disebut sebagai generasi Z saat ini dalam menyambut tahun baru penuh semangat suka cita, berbagai agenda seperti liburan atau pesta sudah disiapkan jauh-jauh hari bersama keluarga atau kerabat tercinta. Namun Hal tersebut kata Fauzan akan percuma dan sia-sia jika tidak diiringi dengan resolusi dan impian apa saja yang akan dicapai pada tahun depan, 2020.

“Menyambut tahun baru 2020 dengan suka cita adalah hal yang wajar dengan melihat capaian kesuksesan sepanjang tahun 2019. Namun sebagai seorang pemuda, tentu harus memiliki resolusi atau cita-cita terget apa yang akan dicapai pada tahun 2020 mendatang,” ungkapnya.

Karena seorang pemuda kata Fauzan, apa yang akan dilakukan dua – tiga tahun mendatang sudah direncanakan sekarang dan kesuksesan yang dicapai sekarang sudah direncanakan lima tahun yang lalu.

Fauzan Berharap para pemuda dalam menyambut tahun baru tidak berlebih-lebihan dengan pesta miras, narkoba dan free sex seperti yang terjadi di kota-kota besar di negara liberal. Hal tersebut selain bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, pesta tersebut akan merusak diri seseorang. “Jangan pernah coba-coba, karena yang berkaitan dengan kesenangan akan menimbulkan ketagihan, candu,”ungkap Mantan Ketua Cabang PMII Malang itu.

Ia-pun menghimbau generasi milenial untuk memperbanyak referensi dan meningkatkan literasi budaya sejarah kebangsaan. Hal itu menjadi penting untuk mencegah terjadinya ahistoris sejarah dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh pendiri bangsa Indonesia. “Gampangnya, pemuda harus tahu siapa Bung Karno, Bung Hatta, Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab. Apa dan bagaimana mereka bisa meletakkan sendi-sendi utama bangsa Indonesia,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa negara-negara Eropa dan juga asia seperti Jepang, Korea dan Cina bisa menjadi negara yang maju karena tidak melepaskan sejarah masa lalunya yang pernah jaya. Sejarah kebangsaan bisa menjadi penyemangat untuk maju. Hal itu kemudian yang diinginkan Fauzan, generasi muda juga bisa mengenang masa lalu bangsa Indonesia yang memiliki sejarah sebagai bangsa yang besar. “Kita pernah jaya, disegani masyarakat dunia dengan Singosari, Majapahit dan Sriwijaya. Nilai kesejarahan itu bisa jadi penyemangat kita untuk kembali jaya,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here