LIPUTAN JATIM

Kemenag Jatim Luncurkan Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah


Liputanjatim.com
 – Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur meluncurkan program Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah di Asrama Haji Embarkasi Surabaya pada Senin (12/12/2022). 

Program tersebut merupakan wujud komitmen Kemenag dalam penguatan keluarga sebagai pondasi penting dalam sebuah bangunan negara. 

Terlebih, penguatan moderasi beragama berbasis keluarga maslahah menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama RI di Jawa Timur.

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas yang hadir langsung dalam launching program tersebut menegaskan bahwa program ini harus dapat menebar kemanfaatan di tengah-tengah umat.

“Seluruh program di Kementerian Agama harus dipastikan bermanfaat dan memberikan maslahah,” tegas Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dalam memberikan arahannya. 

Dirinya menceritakan, dahulu ada program Keluarga Berencana dan Posyandu yang menurutnya memberikan dampak yang signifikan bagi keluarga di Indonesia. 

Untuk itu, saat ini Kemenag hadir untuk melengkapi program sebelumnya yang sudah berjalan dengan sebuah program bernama Keluarga Maslahah. 

Tidak seperti program sebelumnya, Menag Yaqut menandaskan bahwa poin penting yang menjadi pembeda dalam progam ini adalah ditambahkannya penguatan tentang hak-hak kewarganegaraan.

Menag Yaqut meminta jajarannya, khususnya ASN Kemenag Jatim, untuk terlibat aktif dalam upaya pembentukan keluarga maslahah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjalin sinergi dan jejaring komunikasi dengan ormas Islam. 

Menteri muda yang akrab disapa Gue Menteri ini menyampaikan, setidaknya ada empat dimensi yang perlu diperhatikan dalam menjalin sinergi. Pertama, jumlah kerja sama yang dilakukan. 

Dirinya mengintruksikan kepada jajaran Kemeneg Jawa Timur untuk dapat menggandeng seluruh Ormas Islam secara massif dalam melaksanakan program ini 

“Semakin banyak kerja samanya, maka akan semakin banyak pesan yang tersampaikan kepada masyarakat,” kata Gus Menteri. 

Kedua, ruang lingkup geografis kerja sama dan aktivitas yang dilakukan harus memperhatikan sumber daya yang tersedia. 

Ketiga, tingkat kecanggihan kerja sama. Dikatakannya bahwa hal ini sangat penting mengingat saat ini kehidupan sudah masuk era disrupsi teknologi yang mengharuskan manusia untuk adaptif terhadap perkembangan jaman yang terjadi.

Dalam dimensi ini, ia mendorong jajarannya di setiap tingkatan mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Dirinya berharap kerja-kerja yang bersifat manual dan konvensional agar bisa segera berpindah ke digitalisasi sehingga dapat mempermudah kerja-kerja sinergi yang kolaboratif.

Gus Menteri melanjutkan pada dimensi yang keempat, yaitu tingkat penerimaan. Program Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah harus benar-benar sampai ke bawah dan harus dirasakan masyarakat secara luas. 

Dirinya menyampaikan bahwa program ini secara khusus menyasar institusi terkecil dalam sebuah bangunan masyarakat dan bangsa, yaitu keluarga. 

Melalui penguatan keluarga maslahah, ia yakin bahwa pengarusutamaan moderasi beragama akan berjalan sukses karena dilakukan mulai lingkungan pendidikan yang paling awal dan paling kecil.

Dalam kesempatan ini, Kanwil Kemenag Jawa Timur menggandeng PBNU dalam pelaksanaan program Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah. 

Turut hadir dalam kesempatan ini, Rois Am PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta sejumlah Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se Jawa Timur, serta ASN Kemenag se Jawa Timur.

Exit mobile version