Kebakaran Makin Meluas, BPBD Jatim Minta Tambahan Heli untuk Penanganan

Liputanjatim.com – Kondisi angin yang cukup kencang di sekitar area Taman Hutan Rakyat (Tahura) R. Soerjo membuat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Gunung Arjuno kian meluas. Kebakaran itu hingga ke wilayah Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto.

BPBD Jatim mengambil langkah cepat dengan menggelar rapat koordinasi percepatan penanganan bencana karhutla di Posko Kaliandra, Kabupaten Pasuruan, Selasa (5/9/2023). Rakor dipimpin Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, dihadiri Tenaga Ahli BNPB Kol. Inf. Heri Setyono, Kadishut Jatim Djumadi, Dandim 0819 Pasuruan Letkol Arhanud Nur Iskak, dan Kapolres Pasuruan AKBP Bayu Pratama Gubunaki.

Hadir pula perwakilan BPBD dari empat daerah. Yakni Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Mojokerto, serta stakeholder terkait seperti BMKG Juanda, Perum Perhutani, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).

Kalaksa BPBD Jatim menyampaikan perkembangan kegiatan water bombing dan luas lahan terdampak karhutla yang kini telah mencapai 3.910 hektare.  Kebakaran tersebut juga telah merembet ke wilayah Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto.

“Titik api yang terbaca dalam Sipongi juga bertambah dari awalnya 7 titik, lalu meluas 50 titik dan Senin (4/9) malam melonjak menjadi 156 titik,” papar gatot.

Atas kondisi itu, Kalaksa Gatot Soebroto minta saran dan masukan dari berbagai pihak terkait upaya percepatan penanganan Karhutla di Gunung Arjuno. Termasuk usul kepada BNPB agar ada penambahan bantuan helikopter untuk kegiatan water bombing.

Kadishut Jatim Djumadi menyampaikan pentingnya upaya percepatan penanganan karhutla di wilayah Tahura R. Soerjo. Sebab, wilayah tahura dinilai sangat strategis. Ada tiga gunung, yakni Gunung Arjuno, Gunung Welirang, dan Gunung Anjasmoro.

”Luas wilayah Tahura R. Soerjo mencapai 27.868 masuk di enam daerah. Yakni Kabupaten Pasuruan, Malang, Kediri, Jombang, dan Mojokerto, serta Kota Batu,” terang Djumadi.

Lantaran itu juga, menurut dia, Dishut bersama sejumlah relawan telah melibatkan berbagai kelompok masyarakat untuk melakukan pemadaman via darat.

”Hari ini (5/9), sudah sekitar 339 orang yang berada di atas untuk melakukan pemadaman. Mereka berasal dari posko pemantauan Tretes, Lawang, dan Mojokerto,” tutur Djumadi.

Sementara itu, tenaga ahli BNPB Heri Setyono menyatakan, selain kegiatan water bombing lewat udara, upaya pemadaman karhutla juga penting dilakukan melalui darat.

”Karena bagaimana juga, water bombing itu mempunyai banyak keterbatasan, seperti waktu terbang dan tempat pengambilan sumber air,” ujar Heri Setyono.

Dia menjelaskan, kondisi karhutla di Gunung Arjuno yang kian meluas, BNPB berencana menambah armada water bombing dalam dua hari ke depan. Hanya saja, saat ini masih diidentifikasi potensi armada helikopter yang akan didatangkan ke Jatim. Sebab, semua helikopter masih terfokus pada penanganan karhutla di berbagai wilayah.

”Kurang lebih 31 unit helikopter telah dikerahkan di wilayah Kalimantan dan Sumatera dalam penanganan karhutla. Kita akan komunikasikan lagi dengan pihak Antares dalam upaya penambahan unit helikopter di sini,” kata Heri Setyono.

Dia meminta tim water bombing di Jatim mengatur kembali strategi dalam pemadaman api. Termasuk memantau arah angin dan menggunakan busa detergen sebagai pemadaman bara api.

”Pergerakan angin itu sangat berpengaruh terhadap penyebaran api dan penambahan titik api. Untuk itu, informasi cuaca dari BMKG sangat dibutuhkan untuk menentukan strategi pemadaman,” ucap Heri Setyono.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here