Kader Asal Sidoarjo ini Terpilih Aklamasi Menjadi Ketua IPPNU Jatim 2022-2025

Liputanjatim.com – Konferensi Wilayah (Konferwil) IPPNU Jawa Timur ke XXI yang dilangsungkan di Pendopo Kabupaten Pamekasan resmi menetapkan Aisyah Nur Afifah Maulidiyyah sebagai Ketua PW IPPNU Jawa Timur periode 2022-2025 pada Kamis (29/12/2022).

Hasil itu didapat setelah dirinya berhasil meraih 39 suara menyisihkan pesaingnya Raden Roro Bhatari Amalia Rahajeng asal Babat Lamongan yang hanya memperoleh 3 suara. 

Dengan demikian, Aisyah yang merupakan dara asal Desa Kedungturi, Kecamatan Taman, Sidoarjo itu ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua PW IPPNU Jatim periode 2022-2025. 

Diketahui, Aisyah Nur Afifah Maulidiyyah merupakan kader asli asal Sidoarjo yang saat ini tercatat sebagai Ketua PC IPNU Sidoarjo Periode 2021-2023. Dirinya juga tercatat sebagai anggota Departemen Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PP IPPNU Periode 2022-2026. 

Sepak terjangnya di IPPNU juga sudah dimulainya dari tingkatan yang paling bawah. Secara berurutan dirinya pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting (PR) IPPNU Desa Kedungturi 2017-2019, dan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Taman 2019-2021. Ia bahkan sebelumnya menjadi anggota Departemen Pengembangan Organisasi (DPO) PW IPPNU Jawa Timur Periode 2019-2022. 

Dengan terpilihnya sebagai Ketua IPPNU Jawa Timur, dirinya bertekad untuk mengubah wajah IPPNU semakin berkarakter. 

Dikatakannya, karakter yang dimaksud di sini ialah karakter Rabbani dan Madani yang memiliki 5 karakter khas yaitu berilmu, memahami agamanya, mempunyai pengetahuan politik, manajemen yang baik dan mampu menjalankan urusan demi kemaslahatan umat.

Selain itu, dirinya yang juga tercatat sebagai mahasiswi Pascasarjana Unesa Jurusan PGSD ini bertekad untuk melanjutkan dan mengembangkan PW IPPNU Jatim yang lebih inovatif dan adaptif terhadap perkembangan jaman.

Meski begitu, ia menegaskan pentingnya menjaga pondasi organisasi yang sudah terbangun dan tetap berpegang kepada tradisi Aswaja An-Nahdliyah.

“Seperti pedoman dan prinsip yang diajarkan oleh para ulama yaitu Al-Muhafadhotu ‘Ala Qodimis Sholih, Wal Akhdu bil Jadidil Aslah. Tradisi dan program lama yang baik tetap kita lanjutkan, menerima tradisi dan program baru yang baik untuk dikerjakan,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here