Liputanjatim.com – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menyelenggarakan muktamar IX pada 18-21 Desember mendatang. Para kader partai ka’bah itu berharap hasil muktamar melahirkan sosok pemimpin yang teruji. Mengingat PPP sempat dilanda dualisme pasca tertangkapnya ketum Romahurmuzy pada 2019 lalu.
“Kalau untuk ketua umum yang akan datang, kami harapkan yang sudah teruji,” ungkap Ketua DPC PPP Jember, HM Madini Farouq atau Gus Mamak, Selasa (15/12/2020).
(Baca Juga: https://www.liputanjatim.com/video-hewan-dinosaurus-turun-dari-truk-viral-begini-fakta-sebenarnya/)
Gus Mamak juga berharap muktamar menjadi momen menyatukan semua kekuatan di dalam tubuh partainya. Bukan malah menjadi persoalan baru yang berujung pada perpecahan.
“Kami belajar dari konflik dualisme PPP di masa lalu, jangan sampai muktamar menyisakan persoalan,” tambahnya.
Dalam muktamar kali ini, menurut Gus Mamak, ada dua calon yang digadang-gadang akan maju dalam bursa pemilihan ketua umum. Yakni Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP yang juga menteri PPN Suharsono Monoarfa dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Taj Yasin Maimoen terakhir menjabat sebagai ketua DPC PPP Kabupaten Jepara.
Gus Mamak berharap dari dua sosok bisa menjadi kolaborator untuk mengangkat suara PPP dalam putaran pesta demokrasi mendatang. Berkenaan dengan posisi masing-masing, bisa dibicarakan bersama.
“Entah bagaimana kesepakatan diantara keduanya. Apakah satu jadi ketum, satu jadi sekjen,” beber Gus Mamak.
Selain itu, dua sosok ini dinilai sosok yang layak untuk memimpin PPP selajutnya. Sosok Suharsono dinilai berpengalaman memimpin PPP saat tsunami politik pada Pileg 2019 lalu.
“Alhamdulilah walaupun PPP dilanda tsunami politik, tetap bisa lolos Parliamentary Threshold (PT) di Pemilu 2019,” jelasnya.
Sementara sosok Gus Yasin yang merupakan anak dari almarhum Mbah Maimun merupakan simbol dari pemuda. Sehingga bisa menggeser citra partai agar tidak terkesan partai orang tua.
“Kita optimis duet kepemimpinan Suharsono Monoarfa dan Gus Yasin akan menjadi duet kepemimpinan yang bisa mengdongkrak suara PPP pada pemilu mendatang,” tambah Gus Mamak.
Untuk itu, dalam momentum muktamar kali ini tidak lagi ada faksi yang berasal dari unsur fusi NU, Perti ataupun Perti di dalam tubuh partainya.
“Kami menganggap fusi partai sudah selesai. Tidak perlu mempersoalkan apakah figur ketua umum dari salah satu unsur fusi. Apakah dari NU, Perti, Parmusi dan SI. Kita tidak perlu mempersoalkan karena fusi sudah selesai. Yang terpenting adalah menyatukan seluruh kekuatan dan potensi yang dimiliki PPP dari empat unsur fusi tersebut,” tandas Gus Mamak.
[…] (Baca Juga: https://www.liputanjatim.com/jelang-muktamar-ppp-jember-kami-harapkan-pemimpin-yang-teruji/) […]