Liputanjatim.com – Jelang debat ketiga Pilpres 2019, Cawapres nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin mempersiapkan diri dengan berdiskusi dengan para pakar dan timses. Kyai khos NU ini juga meluangkan waktu untuk membaca buku dan kitab klasik.
“Menjelang debat, selain saya mendengarkan informasi dari para pengambil keputusan, pelaksana teknis, dan para akademis, saja juga membaca tulisan (buku dan artikel). Saya juga memperbanyak baca kitab klasik,” tutur Kyai Ma’ruf, sapaan akrabnya, di kediamannya Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).
Menurutnya, banyak isu kekinian yang sebetulnya telah lama dibahas oleh ulama klasik dan dituangkan dalam sebuah jurnal. Tergantung bagaimana menyesuaikan dengan konteks yang terjadi hari ini.
“Dalam kitab juga banyak sumber-sumber yang bisa dijadikan rujukan. Juga paragdigma-paradigma, mabadi’ (dasar) yang menurut saya penting untuk jadi landasan berpikir,” sambungnya.
Bagi kalangan nahdlyin, salah satu deklarator PKB itu dikenal sebagai ahli Fiqh dan Ushul fiqh. Sehingga, tak jarang gagasan kyai Ma’ruf dibahas bersama ulama lain dan para pengambil kebijakan. Dan dijadikan landasan hukum dan pokok pikiran dalam sejumlah regulasi.
Beberapa diantaranya adalah UU Nomor 21 tahun 1998 tentang Perbankan Syariah dan UU Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Materi inilah yang kemungkinan akan dipaparkan dalam debat nantinya.
“(Dalam debat nanti) saya juga akan mengombinasikan pemikiran yang secara konsep, (dengan pelaksanaan) secara teknis dan juga pandangan-pandangan ulama yang sangat filosofis,” ungkapnya.
Untuk diketahui, debat ketiga nanti digelar khusus untuk kandidat Cawapres. Dengan demikian, kyai Ma’ruf akan berhadapan dengan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno. Tema debat mengenai pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya. Debat akan dilaksanakan di hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat.