Liputanjatim.com – SMPN 2 Tanggulangin yang berada di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Sidoarjo merupakan salah satu sekolah yang menjadi langganan banjir saat musim hujan datang.
Tak terkecuali musim penghujan kali ini, SMPN 2 Tanggulangin juga tergenangi banjir. Bahkan banjir telah menggenangi sekolah itu sejak tiga pekan lalu dan belum kunjung surut hingga sekarang.
Hal itu tentu berdampak kepada proses belajar mengajar di sana. Para siswa tak bisa menggunakan ruangan kelas dan terpaksa harus mengungsi ke tempat lain yang lebih tinggi.
Salah seorang Guru SMP Negeri 2 Tanggulangin, Abdul Hasan memaparkan bahwa di sekolahnya terdapat beberapa ruang kelas yang masih terendam air akibat banjir.
“Dari total 21 ruang kelas ada 7 ruang kelas yang sampai saat ini masih terendam air. Selain itu kamar mandi guru dan siswa juga masih tergenang air. Untuk keperluan sanitasi, kita gunakan kamar mandi lainnya,” ujar Hasan, Jumat (10/2/2023).
Kendati demikian, lanjut Hasan, pihak sekolah tetap melakukan proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
Pihak sekolah mau tidak mau harus mengungsikan proses belajar mengajar siswa ke tempat yang lebih tinggi, seperti ke masjid Sekolah.
“Utuk kelas yang terendam banjir, kami sementara melakukan pembelajaran di masjid yang ada di Sekolah,” imbuhnya.
Tak hanya itu, pihak sekolah juga membuat jadwal penggunaan masjid secara bergiliran mengingat banyaknya kelas yang terendam.
Hal ini dilakukan agar siswa yang berada di tujuh kelas yang tergenang itu dapat tetap melaksanakan proses belajar mengajar di tempat yang lebih mendukung.
Lebih lanjut Hasan menjelaskan, pihak sekolah tidak tinggal diam dengan kenyataan banjir yang serang terjadi beberapa tahun terkahir ini.
Menurutnya, pihak sekolah telah melakukan upaya peninggian tanah di berbagai sudut sekolah yang sering tergenangi banjir sejak 4 terakhir ini.
“Pihak sekolah juga sudah berusaha meninggikan masing-masing kelas. Selama 4 tahun ini peninggian hampir 80cm di berbagai sudut sekolah. Tapi kalau hujan ya tetap banjir dan surutnya lama,” terangnya.
Hasan dan para guru yang mengajar di SMPN 2 Tanggulangin mengaku pasrah dengan keadaan tersebut. Mereka hanya bisa berharap Pemerintah dapat memberikan solusi konkrit untuk menyelesaikan masalah banjir ini.