LIPUTAN JATIM

Ini Tiga Hal yang Disiapkan Oleh Mendes PDTT untuk Resiliensi Desa di Era New Normal

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar saat Webinar Resiliensi Masyarakat desa dalam masa pandemi covid-19 yang diselenggara oleh Universitas Indonesia (UI)

Liputanjatim.com Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyiapkan tiga hal untuk resiliensi Desa untuk menghadapi tatanan baru (New Normal) dalam masa pandemi Covid-19.

Yang pertama adalah menjaga prinsip Holopis Kuntul Baris yang bermakna semangat gotong royong dalam pembangunan desa ataupun kehidupan sosial masyarakat di desa. Mendes berharap nilai luhur yang telah ada sejak dulu tidak tergerus oleh dampak Covid-19.

“Berbagai kritik, saran dan pertimbangan termasuk kekhawatiran terhadap menurunnya sikap dan perilaku gotong royong di desa terus kita antisipasi agar nilai luhur yang luar biasa ini tidak terjadi penurunan yang tidak kita inginkan,” kata Gus Menteri sapaan akrab Mendes-PDTT Abdul Halim Iskandar, dalam keterangannya, Senin (6/7/20).

Hal kedua adalah berkaitan dengan kesehatan dengan berbagai kegiatan termasuk dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus Covid-19. Namun kegiatan tersebut harus sesuai dengan skala kemampuan Desa. Dimana dalam hal ini Desa hanya diberikan ruang untuk menangani Orang Dalam Pantauan (ODP).

Kemudian hal yang ketiga adalah reborn (kebangkitan) ekonomi desa. Dalam hal ini Kemendes memfokuskan terhadap BUMDes yang dimiliki oleh setiap Desa. Gus Menteri menjelaskan pihaknya saat ini telah menyiapkan pendampingan khusus untuk setiap Bumdes. Total 51 ribu BUMDes yang ada, sudah ada sekitar 17.571 BUMDes yang telah melakukan registrasi ulang untuk dilakukan pendampingan khusus dari Kemendes PDTT.

“Yang sudah registrasi akan dilakukan pendampingan dengan tatanan hidup baru dengan upaya digitalisasi BUMDes,” imbuh Gus Menteri.

Tidak hanya itu, selain pendampingan khusus bagi BUMDes, Kemendes PDTT juga mulai  membuka desa-desa wisata yang akan menjadi penopang utama kebangkitan ekonomi desa.

“Selanjutnya itu kita juga lakukan registrasi Desa wisata yang pada akhirnya dilakukan digitalisasi Desa Wisata. Dua hal ini sangat penting karena basis ekonomi ada disitu,” pungkas pria kelahiran Jombang ini. [aw]

Exit mobile version