Liputanjatim.com– Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar membeberkan konsep Smart Village untuk desa di Indonesia. Pengembangan tersebut dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas dan perekonimian pedesaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Gus Menteri sapaan akrab Mendes PDTT saat acara Webinar yang diselenggarakan oleh oleh ITU Asia Pasific Region di Jakarta, Kamis (25/6/20) malam. ITU sendiri merupakan badan khusus PBB untuk Teknologi dan Komunikasi.
“Smart village mendukung tercapainya SDGs (Sustainable Development Goals) dan membantu desa-desa untuk berkembang, juga mengurangi kemiskinan pada saat bersamaan,” ujar Gus Menteri.
Gus Menteri menjelaskan, dalam penerapan Smart Village ada tujuh pilar yang harus dijadikan acuan. Diantaranya adalah smart people; smart living; smart environment; smart government; smart economics, dan smart mobility.
Keenam pilar tersebut menunjukkan bagaimana Kemendes PDTT telah mencoba untuk melokalkan SDGs hingga tingkat akar rumput masyarakat perdesaan. “Smart village adalah konsep dan alat yang kuat untuk menyelesaikan berbagai masalah,” ujar Gus Menteri.
Lebih jauh Gus Menteri memaparkan, salah satu instrument utama pelaksanaan smart village adalah dana desa. Sejauh ini Dana Desa telah dialokasikan untuk membangun berbagai fasilitas dan infrastruktur yang membantu kegiatan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.
“Membantu kegiatan ekonomi seperti halnya dana desa telah membangun lebih dari 200.000 kilometer jalan baru, lebih dari 60.000 unit irigasi, dan sebagainya. Sedangkan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat seperti terbangunnya lebih dari 58.000 sumur air, dan masih banyak lagi,” pungkas Gus Menteri. [ah]