LIPUTAN JATIM

Ikhsanul Zikrak, Pemain Timnas U-23 Raih Beasiswa Kuliah di UM Surabaya

Pemain Timnas U-23 Ikhsanul Zikrak mendapatkan beasiswa penuh kuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya/@ikhsanulzikrak

Liputanjatim.com – Pemain Timnas U-23 Ikhsanul Zikrak melangkah ke babak baru dalam hidupnya dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi. Ikhsan yang juga merupakan pemain Borneo FC, baru-baru ini diterima di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya dengan beasiswa penuh hingga menyelesaikan studi sarjana.

Ekspresi kegembiraan dan kebahagiaan jelas tampak di wajah Ikhsan saat menerima kabar bahagia tersebut. Selain mendapatkan beasiswa penuh, Ikhsan juga akan menikmati fleksibilitas dalam perkuliahan dengan sistem yang memudahkan akses secara online dan fleksibel, sehingga ia dapat menyeimbangkan antara akademik dan karier olahraga.

“Dapat beasiswa penuh sampai sarjana. Alhamdulillah sangat berterima kasih ke UM Surabaya sudah beri beasiswa penuh. Ada tawaran,” kata Ikhsan di kampus UM Surabaya, Rabu (14/8/2024).

Ikhsan mengungkapkan bahwa keputusannya untuk melanjutkan kuliah tidak lepas dari dorongan teman-teman atlet dan kakak kandungnya. Dukungan ini menjadi motivasi tambahan, terutama dengan adanya beasiswa khusus untuk atlet berprestasi.

Selain Ikhsan, terdapat beberapa nama yang juga menjadi bagian dari komunitas UM Surabaya. Teman sesama Timnas U-23, Rizky Ridho, saat ini tengah menjalani studi di jurusan S1 Manajemen dan telah memasuki semester 4. Kakak kandung Ikhsan, Muhammad Iqbal, yang juga pemain Persebaya, sedang menempuh pendidikan di jurusan S1 Psikologi dan saat ini berada di semester 4.

“Dikasih tahu Iqbal (kakaknya) kalau ada beasiswa berprestasi, makanya saya mau ambil. Ambil jurusan Manajemen, lebih ke pasion, ada saran teman juga. Karena banyak teman atlet ambil jurusan Manajemen,” imbuhnya.


Alasannya memilih jurusan Manajemen untuk menjadi bekal. Ketika nantinya Ikhsan sudah tidak menjadi pemain sepakbola, bisa mengembangkan ilmu manajemennya ke bidang ekonomi dan bisnis.

Meski disibukkan dengan jadwal latihan dan pertandingan, Ikhsan mengaku ingin fokus juga kepada dunia pendidikan. Untuk waktu perkuliahan atau belajar, ia akan menyesuaikan.

“Nanti menyesuaikan jadwal di tim, jadwal latihan, pertandingan, berlajar online. Mungkin sekarang prioritas sepak bola. Tapi tetap fokus kuliah, ga meninggalkan pendidikan,” jelasnya.

Ketika disibukkan dengan sepak bola, saat memiliki waktu luang akan dimanfaatkan untuk kuliah online. Namun bila ada pertandingan di Surabaya, ia memastikan akan datang ke kampus mengikuti perkuliahan tatap muka.

Saat ini, Ikhsan sedang disibukkan dengan latihan persiapan pertandingan Liga 1 Indonesia.

“Sekarang persiapan tanding Liga 1, mau lawan Arema tanggal 17 Agustus,” ujarnya.

Dengan beasiswa penuh yang diperoleh, Ikhsan Zikrak tidak hanya berfokus pada prestasi olahraga, tetapi juga mempersiapkan masa depannya melalui pendidikan tinggi di UM Surabaya.

Sementara Wakil Rektor 3 UM Surabaya Ma’ruf Sya’ban menyebut, saat ini ada 52 atlet yang kuliah di UM Surabaya, beberapa diantaranya telah lulus. Atlet yang kuliah ada dari cabor sepak bola, atlet panjat tebing, sepakbola amputasi, futsal, taekwondo, tapak suci, atlet renang, atlet karate dan beragam atlet lainnya.

Ia mengatakan bahwa program beasiswa atlet diberikan sebagai penghargaan kepada para atlet yang sudah mengharumkan nama daerah, provinsi hingga negara.

“Biasanya para atlet ini tidak terlalu memikirkan pendidikan. Tapi kita ingin membantu mereka agar betul-betul memikirkan masa depannya setelah pensiun jadi atlet nanti. Tentu mereka bisa melanjutkan karirnya dengan bekal keilmuan yang dimiliki,” kata Ma’ruf.

Ia menerangkan bahwa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa atlet dipastikan akan dibebaskan biaya pendidikan secara keseluruhan, baik DPP dan SPP. Pemberian beasiswa ini juga sebagai apresiasi atas kemauan dan kepedulian para atlet akan pendidikan tinggi dan ada kurikulum khusus yang berbeda dengan mahasiswa reguler.

“Kurikulum khusus ini dibentuk untuk menyesuaikan aktifitas latihan mereka, sehingga kuliahnya tidak terganggu. Jadi tidak harus datang ke kampus belajar tatap muka, tapi diberikan kurikulum yang memungkinkan mereka belajar dari mana saja, baik secara daring maupun penugasan,” pungkasnya.

Exit mobile version