Liputanjatim.com – Para kiai dan putera kiai (gus) Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur meminta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) agar bersedia maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Permintaan itu disampaikan Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Salam Shohib di sela peringatan haul salah satu pendiri NU, KH Bisri Syansuri di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang, Selasa (1/2/2022) malam.
”Perjuangan di bidang politik ini bukan tugas saya, tapi tugasnya Gus Muhaimin Iskandar maka dari bumi Denanyar ini, dari momentum haulnya Mbah Bisri, saya minta beliau bersedia menjadi calon presiden 2024. Monggo, ini wajib,” ujar Gus Salam.
Dikatakan Gus Salam, sebagai alumni Pondok Pesantren Ploso, Kediri, dirinya mengingatkan pesan para masyayih NU agar membantu menemani saudaranya yang sedang berjuang di ranah politik.
”Pesan para masyayih, temanilah saudaramu karena orang yang tidak punya saudara, bagaikan prajurit ke medan perang tanpa senjata. Maka, jangan sampai Gus Muhaimin Iskandar tidak membawa senjata. Siapa senjatanya? Saya dan sampeyan semua,” kata Gus Salam di hadapan para santri, alumni Ponpes Denanyar, dan para kiai yang hadir dalam acara haul Mbah Bisri Syansuri.
Menurutnya, haul KH Bisri Syansuri adalah momentum yang membawa keberkahan. Karena itu, dirinya mengajak para santri dan penganut ajaran Mbah Bisri Syansuri untuk menyatukan langkah dan barisan dalam membantu perjuangan Gus Muhaimin dalam menghadapi Pilpres 2024.
”Kita rapatkan barisan, kita satukan tekad untuk membantu beliau, memberikan restu dan doakan beliau menjadi calon presiden 2024,” katanya.
Dengan memberikan dukungan kepada Gus Muhaimin, kata Gus Salam, itu artinya sama dengan melanjutkan perjuangan Mbah Bisri Syansuri di jalur politik.
Dalam kesempatan itu, Gus Salam juga menceritakan tiga pengabdian Mbah Bisri Syansuri yang menonjol. Pertama di bidang dakwah dan pendidikan. Kedua, potret Mbah Bisri sebagai aktivis NU. Selain sebagai salah satu pendiri NU, hingga wafat Mbah Bisri masih menjabat sebagai Rais Aam PBNU.
”Yang patut kita contoh bagi penerus beliau yang berhikmah pada NU, seperti saya sebagai Wakil Ketua PWNU Jatim, betapa Mbah Bisri sangat taat terhadap organisasi. Kepentingan pribadi beliau kalahkan kalau itu sudah menjadi keputusan organisasi,” katanya.
Ketiga adalah potret Mbah Bisri sebagai seorang politisi yang tercatat sebagai anggota DPR sampai wafat.
”Beliau memperjuangkan akidah ahlussunnah an-nahdliyah melalui perjuangan politik. Salah satu yang masih kita nikmati sampai sekarang adalah UU Perkawinan, itu hasil bahsulmasail dengan ulama se-Jombang untuk menyusun RUU Perkawinan yang disetorkan ke DPR dan menjadi keputusan,” urainya.
Karena itu, kata Gus Salam, seluruh santri dan warga NU memiliki tanggungjawab untuk melanjutkan perjuangan Mbah Bisri secara kaffah.
”Kita harus melanjutkan perjuangan beliau di NU. Mari kita teladani apapun yang telah dilakukan Mbah Bisri yang mengesampingkan egonya demi untuk kekompakan, kebersamaan, dan ketaatan terhadap jamiyah,” tandasnya.
Sekedar informasi, hadir dalam acara haul tersebut antara lain Pengasuh Pondok Pesantren Al-Madinah, Gunungpati, Semarang Habib Umar Muthohar, Pengasuh Ponpes Lirboyo yang juga Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Muhammad Anwar Manshur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, penceramah KH Anwar Zahid, Gubernur Jatim yang juga Ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Wakil ketua DPR yang juga Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar, Bu Nyai Munjidah Wahab, Wakil Bupati Pasuruan KH Abdul Mujib Imron, Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan sejumlah tokoh lainnya.