Hari Gizi Nasional, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Tekan Angka Stunting


Liputanjatim.com
 – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat memaknai peringatan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari kali ini sebagai momentum untuk meningkatkan upaya penurunan angka stunting. 

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2022, angka prevalensi stunting di Jawa Timur masih cukup tinggi yakni menyentuh angka 23,5%. 

Dikatakannya bahwa upaya penurunan angka stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi protein hewani, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

“Protein hewani ini mengandung zat gizi lengkap, mulai asam amino, vitamin dan mineral yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” sampainya di Surabaya, Rabu (25/01/2023).

Ia menghimbau masyarakat untuk gemar mengkonsumsi beragam makanan bergizi dan mengandung protein hewani setiap kali makan. Tidak hanya saat hamil, ibu menyusui juga harus mengonsumsi beraneka makanan bergizi utamanya protein hewani agar ASI-nya berkualitas.

Terlebih, dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yakni sejak janin masih dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun.

“Jadi pencegahan stunting ini tidak hanya dilakukan saat anak telah lahir, tapi harus dimulai sejak ibu hamil atau janin masih dalam kandungan. Kemudian saat ibu menyusui, konsumsi protein hewani juga dibutuhkan agar kualitas ASI tetap terjaga,” terangnya.

Pihaknya melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jatim juga terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi program ‘Isi Piringku’ di setiap Posyandu di Jatim. 

Program tersebut, lanjut Khofifah, dilakukan untuk memperkenalkan kembali Isi Piringku sesuai kelompok umur sebagai solusi pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga.

“Melalui edukasi ini kami harapkan masyarakat lebih paham pentingnya porsi gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita terutama pentingnya protein hewani. Pemberian edukasi ini akan dilakukan oleh kader yang didampingi Tenaga Kesehatan,” tandasnya.

Saat ini, angka stunting tertinggi di Jawa Timur terdapat di Kabupaten Bangkalan yang mencapai 38,9%. Setelah itu Kabupaten Pamekasan 38,7%, Bondowoso 37%, Lumajang 30,1%, dan Kabupaten Sumenep 29%.

Upaya penurunan stunting telah menjadi program prioritas Pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi, maupun daerah. Ditargetkan penurunan angka stunting dapat mencapai angka 14% di tahun 2024 mendatang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here