Liputanjatim.com – Harga sejumlah kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Surabaya di awal Ramadan langsung merangkak naik. Harga telur ayam yang pekan lalu Rp 26.050 naik menjadi Rp 27.850 per kilogram. Harga bawang merah dari Rp 43.250 naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram. Bawang putih dari harga Rp 43.800 naik juga menjadi Rp 45 ribu per kilogram.
Kemudian cabai merah dari harga Rp 32 ribu naik menjadi Rp 34.450 per kilogram. Minyak goreng naik harga dari Rp 13.800 menjadi Rp 14.500 per kilogram. Daging ayam yang pekan lalu seharga Rp 34 ribu juga naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Meskipun demikian, ada juga bahan pokok yang harganya turun.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, selama Ramadan, pihaknya akan menggelar operasi pasar di 31 kecamatan. Bahkan, operasi pasar itu sudah dimulai sejak Senin (12/4).
Komoditas yang digelontor berbeda-beda disesuaikan dengan data dinas perdagangan tentang kebutuhan warga di lokasi operasi. Namun, biasanya komoditas yang dijual saat operasi pasar adalah beras, minyak, gula, telur, bawang putih, bawang merah, ayam, cabai rawit, dan sayuran.
“Harganya sama atau lebih murah dari pasaran. Kami menjual gula Rp 11.800 dan beras hanya Rp 9.200. Komoditas lain juga di bawah harga pasar,” katanya, Selasa (14/4).
Wiwiek menjelaskan, di setiap kecamatan biasanya ada dua titik operasi pasar. Namun, apabila ada permintaan tambahan dari pihak kecamatan, titiknya akan ditambah. Sampai kemarin ada lima kecamatan yang meminta tambahan titik operasi pasar. Yakni, Kecamatan Tandes, Sukolilo, Wonocolo, Karang Pilang, dan Rungkut.
Dalam setiap operasi pasar, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Sebab, operasi pasar ini memang mendekatkan warga dengan komoditas pokok saat bulan Ramadan. “Antusiasme warga kira-kira mencapai 80 persen. Jadi, mereka tidak perlu membeli jauh-jauh,” katanya.
Wakil Wali Kota Surabaya Armudji mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi bersama seperti Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi, PD Pasar Surya, dan Bagian Perekonomian. Tujuannya mengantisipasi kelangkaan sembako di Kota Surabaya selama bulan Ramadan.
“Kami akan terus berusaha menstabilkan harga sembako. Jangan sampai harganya naik atau stoknya habis,” katanya.
Menurut Armudji, operasi pasar bukan berjualan barang-barang di pasar, tapi di wilayah RT/RW yang sudah ditunjuk oleh pihak kecamatan. Harga komoditas yang dijual saat operasi pasar diusahakan di bawah harga pasar. Karena itu, tak heran setiap operasi pasar selalu diserbu oleh warga.
“Selain operasi pasar, kami juga melakukan sidak pasar untuk mengecek langsung ke lapangan harga dan stok barang. Kalau memang stoknya sudah mulai menipis bisa dicarikan solusi bersama-sama,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar, menurut Armudji, hingga saat ini harga sembako di Surabaya masih stabil. Ada kenaikan harga tapi masih dalam kategori wajar. “Rata-rata masih stabil semuanya,” klaim Armudji.
Di sisi lain, Wawali Armudji terus mendorong para pedagang di pasarpasar untuk segera divaksin. Sebab, masih bayak pedagang pasar yang belum menerima vaksin antivirus korona. “Ini penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman ketika belanja di pasar,” katanya.