Liputanjatim.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan signifikan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencananya untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri sekaligus menunda pengenaan tarif terhadap sejumlah negara. Langkah ini diperkirakan akan meningkatkan pasokan minyak global, sementara permintaan cenderung menurun.
Harga minyak mentah AS turun USD 1,99 atau 2,56%, dan ditutup pada harga USD 76,89 per barel. Sementara patokan harga minyak dunia, Brent turun 86 sen atau 1,07% menjadi USD 79,29 per barel.
Berdasarkan laporan Yahoo Finance pada Selasa (21/1/2025), harga minyak mentah Brent merosot hampir 1%, mendekati angka USD 80 per barel.
Donald Trump menegaskan bahwa ia tidak akan langsung memberlakukan tarif perdagangan terhadap Tiongkok, Kanada, atau Meksiko di hari pertamanya menjabat sebagai presiden. Sebaliknya, ia meminta lembaga federal untuk mempelajari lebih lanjut hubungan dagang AS dengan negara-negara tersebut.
Sementara itu, pasar energi sempat khawatir akan adanya potensi gangguan pasokan dari Kanada, yang merupakan sumber impor minyak terbesar bagi Amerika Serikat. Kekhawatiran ini muncul setelah Trump sebelumnya memberi sinyal kepada Perdana Menteri Alberta bahwa minyak tidak akan dikecualikan dari kebijakan tarif apa pun.
Namun, dalam pidato pelantikannya, Trump justru menegaskan komitmennya untuk memperluas produksi energi domestik melalui sejumlah kebijakan baru. “Kami akan mengebor,” kata Donald Trump dengan penuh percaya diri.
Trump juga menyatakan bahwa ia akan segera mengeluarkan serangkaian perintah eksekutif, termasuk menerapkan kekuasaan darurat beberapa jam setelah dilantik, sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan kemandirian energi Amerika Serikat.
Langkah ini diprediksi akan memberikan tekanan pada pasar minyak global, dengan peningkatan pasokan dari AS berpotensi menekan harga lebih lanjut.