Surabaya, liputanjatim.com – Pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren BERBAUR dari PKB untuk Rakyat K.H Achmad Su’adi Abuamar siap menampung anak-anak korban kekerasan Rohingnya Myanmar. Menyusul banyaknya korban termasuk anak-anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan di Rakhine.
Tindakan ini sebagai bentuk kepedulian Gus Su’adi untuk meringankan beban saudara-saudara di Rohingya atas peristiwa yang telah terjadi, “Kami siap menampung anak-anak Pengungsi Rohingnya” kata Achmad Su’adi Abuamar yang juga menjabat sebagai Dewan Syura DPW PKB Jawa Timur.
Yayasan BERBAUR adalah lembaga pendidikan pondok pesantren yang diinisiasi oleh Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Lembaga ini tak hanya berada di satu kota, namun tersebar di sejumlah daerah se Indonesia.
“Cak Imin mendorong semua pondok pesantren untuk bersedia menampung ribuan pengungsi utamanya anak-anak, seperti pesantren BERBAUR ini,” ungkap Kiai Su’adi.
Kiai Su’adi menjelaskan, ada dua belas (12) pesantren dibawah naungan Yayasan BERBAUR yang dipastikan siap menampung anak-anak usia sekolah korban konflik Rohingya, sebagai berikut:
- Pesantren BERBAUR Tempur Sari, Lumajang
- Pesantren Arraudhoh BERBAUR, Desa Tambakrejo, Pasarepan, Pasuruan
- Pesantren Alhamdulillah BERBAUR, Desa Geger, Kedungadem, Bojonegoro
- Pesantren BERBAUR, Jl Gusdur Dusun Prigi Jolontoro Sapuran Wonosobo
- Pesantren Walindo BERBAUR, Desa Boyo Teluk, Kecamatan Siwalan, Pekalongan
- Raudhatul Athfal BERBAUR Pemalang
- Pesantren BERBAUR Pemalang
- Pesantren Alquran BERBAUR Tanah Abang , Jakarta Pusat
- Pesantren Tahfidzul Quran, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan (kediaman Cak Imin)
- Pesantren Alquran, Desa Waru Parung Kabupaten Bogor
- Pesantren Raudhotul Mutaalimin BERBAUR Rojo Kuning, Kalirejo, Kecamatan Gondang Wetan, Pasuruan,
- Pesantren Ma’had Ulumul Zainal BERBAUR, Desa Rembang Kecamatan Rembang Pasuruan,
Melalui pesantren ini, kata Kiai Su’adi, Yayasan BERBAUR secara nyata ingin mewujudkan kepedulian terhadap para korban konflik berdarah di Rohingya. Kiai Su’adi menegaskan masa depan anak usia sekolah tidak boleh suram akibat konflik yang sudah terjadi sejak lama itu.
Sebelumnya diberitakan, lebih dari 2.600 rumah dibakar habis di wilayah Rakhine, Myanmar, yang banyak ditinggali etnis minoritas muslim Rohingya. Militer Myanmar menyalahkan militan lokal Rohingya atas pembakaran itu, namun organisasi HAM internasional menuding militer Myanmar yang bertanggung jawab.
Dan sejauh ini, badan pengungsi PBB UNHCR juga melaporkan, sekitar 58.600 warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh, demi menghindari konflik yang kembali pecah di wilayah Rakhine, sejak pekan lalu. Namun dilaporkan tidak semuanya berhasil masuk ke wilayah Bangladesh.[ib]