Liputanjatim.com-Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Arroudloh Berbaur, Kecamatan Paserpan, Kabupaten Pasuruan, KH Ahmad Suadi Abu Amar menegaskan pencalonan pasangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim di Pemililihan Gubernur Jawa Timur murni demi kemakmuran masyarakat.
Gus Suadi mengatakan terjunnya pasangan berakronim Luman ini memang cukup beresiko dan butuh perjuangan bersama-sama khususnya kepada kaum Nahdliyin. Pasalnya, modal utama yang dimiliki Luman, selain matangnya pengalaman yakni pengabdian.
“Mbak Lulu ini cerdas tapi nggak punya uang,” kata Gus Suadi saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9/2024).
Gus Suadi mengatakan, tidak salah PKB menunjuk jebolan Publik Administrasi di Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura ini untuk terjun di kontestasi di Pilgub Jatim. Pasalnya, selain cerdas, Luluk sendiri merupakan cucu dari Kiai Romly Tamim salah satu ulama ahli ilmu tauhid dan fikih Nahdlatul Ulama (NU).
Oleh karena itu, sangat pantas PKB mengirimkan sosok Luluk untuk memperebutkan kursi Gubernur Jatim. Kehadiran Luluk dikatakannya merupakan kabar gembira bagi masyarakat Jatim, khusunya kaum Nahdliyin di pedesaan.
Ia meyakini bahwa misi perjuangan PKB dalam mengangkat derajat masyarakat Jatim akan tercapai jika Luluk dapat memimpin roda kepemerintahan.
“Yang ikut PKB itu adalah perjuangan. Perjuangan untuk pondok pesantren, untuk kyai, untuk umat, untuk guru ngaji, untuk guru madrasah,” kata dia.
“Jadi sekarang ini Cak Imin dengan tegas menugaskan bernama Mbak Luluk Nur Hamidah untuk menjadi Gubernur Jawa Timur,” lanjut Gus Suadi.
Gus Suadi pun berharap, warga Nahdliyin dapat mengafirmasi perjuangan PKB untuk merealisasikan aspirasi NU, dengan mendukung Luman pada di kontestasi Pilgub Jatim 2024.
“Saya dan kalian semua minta tolong ke keluarga kalian semua yang orang Jatim atau yang punya keluarga di Jatim, minta tolong Mbak Luluk-Lukman coblosen,” ujarnya.
“Jangan jualan agama, jangan jualan negara, gara-gara seratus ribu kalian nyoblos orang lain. Jangan sampai,” pungkasnya.