Liputanjatim.com – KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah telah wafat pada Minggu malam (2/2/2020) di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta. Gus Sholah meninggal dunia karana adanya gangguan jantung atau aritmia janjung.
Wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang tersebut menyimpan kenangan untuk para kader-kader NU yang ada di politik. Musyafak Rouf, yang merupakan alumni Ponpes Tebuireng mengatakan bahwa Gus Sholah adalah sosok ulama karismatik dan tokoh inspiratif di kalangan PKB. Pemikiran dan sikapnya yang sangat dinamis menjadi rujukan dalam berpolitik.
“Kami merasa kehilangan sosok Gus Sholah yang selama ini menjadi inspirator dari tokoh Jawa Timur. Beliau sosok yang dinamis dan penuh dengan warna,” ungkap Wakil Ketua DPW PKB Jawa Timur itu, Senin (3/2/2020)
Sosok Gus Sholah kata Musyafak sangat lekat dengan sosok kakaknya, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sosoknya menjadi tokoh sentral di Pondok pesantren. “Pasca Gus Dur, Gus Sholah menjadi penerus figur tokoh sentral di Tebuireng,” ungkapnya.
Senada dengan Musyafak, Ketua Fraksi PKB Jawa Timur Fauzan Fuadi mengatakan, Gus Sholah adalah sosok ulama yang menjadi panutan dan teladan masyarakat Indonesia. Sikap dan pemikirianya menjadi rujukan kader-kader PKB dan warga NU dalam berkehidupan sehari-hari.
“PKB sangat kehilangan salah satu tokoh terbaik bangsa saat ini, Gus Sholah telah berpulang,” katanya.
Fauzan menyampaikan, Gus Sholah sebagai ulama dan guru sudah banyak memberikan dedikasi yang sangat luar biasa terhadap bangsa Indonesia.
“Saya meyakini bagaimana kiprah dan dedikasi beliau ketika mengayomi umat, mendampingi warga nahdliyin dan mengurus santri-santri begitu besar, cintanya terhadap NU luar biasa,” kenang politisi PKB dari dapil Bojonegoro-Tuban itu.