Gus Menteri: Kelestarian Khazanah Intelektual Pesantren Perlu Dikembangkan

Gus Menteri Halim Iskandar saat memberikan sambutan pada acara MQK yang terselenggara di Aula PCNU Kabupaten Mojokerto

Liputanjatim.com – Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar menghadiri pembukaan Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) di gedung aula PCNU Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini terselenggara untuk memperingati Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke 98 DPC PKB Kabupaten Mojokerto bekerjasama dengan PCNU Kabupaten Mojokerto.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Menteri sapaan akrabnya, mendorong agar kegiatan serupa terus dilakukan oleh PKB dan bekerjasama dengan NU untuk melestarikan khazanah intelektual yang telah berlangsung selama berabad-abad.

“Pada siang hari ini saya menjadi bagian penting dari upaya untuk terus menghidupkan literasi keilmuan pesantren yang memang secara mutlak keniscayaan harus terus dipertahankan,” kata Gus Menteri saat sambutan, Sabtu (20/3/2021).

(Baca Juga: https://www.liputanjatim.com/pkb-serahkan-bantuan-rp-500-juta-untuk-pembangunan-nu-center-jatim/)

Tidak hanya mendorong agar kelestarian khazanah intelektual pesantren dikembangkan, Gus Menteri juga ingin agar manajamen transformasi keilmuan tidak mengalami degradasi.

“Alhamdulilah hari ini kita bukan lagi berada pada tataran mempertahankan tapi berkembang. Buktinya apa, pondok-pondok salaf dulu santrinya agak banyak sekarang melebihi pondok-pondok modern. Tinggal bagaimana kemudian manajemen transformasi keilmuannya betul-betul tidak mengalamai degradasi,” tambah Mendes PDTT tersebut.

Terakhir Gus Menteri menekankan bahwa posisi PKB selalu berada pada posisi khidmat. Lantas Gus Menteri menganalogikan pada hubungan anak dan orang tua didalam menjelaskan pola hubungan PKB dan NU.

“Dan memang bagi kami di PKB posisinya harus selalu pada posisi khidmat. Tidak ada ceritanya anak menyubsidi orang tua. Yang ada adalah khidmat anak kepada orang tua. Berapapun besarnya, apapun yang dilakukan, diksi dan narasinya adalah dari anak kepada orang tua. Khidmat PKB kepada NU tidak bisa ditawar, tidak bisa didiskusikan,” jelas Gus Menteri.   

Sementara itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Mojokerto Ayni Zuhroh menegaskan bahwa partainya akan terus berupaya untuk mengadakan kegiatan ini setiap tahun dalam tiap momentum Harlah NU.

“Kami rasa kegiatan ini merupakan hal yang penting untuk terus dilaksanakan sebagai upaya menjaga tradisi Nahdlatul Ulama,” beber Ayni.

Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto Muhammad Al Barra dalam sambutannya mengamini adanya acara Musabaqoh Qiroatul Kutub tersebut. Sebab menurutnya kegiatan ini merupakan bentuk memahami agama secara komprehensif. Yang seringkali banyak dilupakan bahkan dilalaikan oleh khalayak umum.

“Acara seperti ini, lomba baca kitab ini merupakan menjaga tradisi NU. Agar kemudian keberislaman yang nusantara ini bisa terjaga dengan baik,” pungkas bupati muda tersebut.

Diketahui, hadir pada kesempatan tersebut Khatib PWNU Jawa Timur KH Syafrudin Syarif, Ketua PCNU KH Abdul Adhim Alwi, Ketua DPC PKB KAB Mojokerto Ayni Zuhroh dan Wabup Mojokerto Muhammad Al Barra serta Forkopimda Kabupaten Mojokerto.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here