Liputanjatim.com – Memasuki tahun ajaran baru 2023, Anggota DPRD Jawa Timur, Muhammad Fawait meminta para guru mengajarkan pendidikan karakter atau akhlak kepada muridnya. Dengan begitu, murid memiliki ilmu dan mempunyai akhlak yang baik.
Dalam sambutannya di acara serap aspirasi masyarakat di Desa Purwosari, Kecamatan Gumukmas, Jember menyampaikan, bahwa orang berilmu harus mempunyai iman dan berakhlak. Maka, kunci utama dalam mendidik murid berakhlak ada di guru.
“Kita keliling temui emak-emak. Bersama Srikandi LSN (Laskar Sholawat Nasional), Muslimat NU. Pertama yang kita inginkan, kalau ingin merubah bangsa generasi yang berkualitas kunci utama adalah pertama emak-emak. Bukan bapak, tapi emak-emak,” ujarnya
Pria yang akrab dipanggil Gus Fawait itu mengaku sengaja mengundang banyak emak-emak karena diyakini bisa mendidik anak menjadi orang yang sholeh-sholehah. “Apalagi sering baca sholawat, saya yakin akan menjadi anak Sholeh Sholehah,” ujarnya.
Gus Fawait menjelaskan, jika ingin mempunyai ilmu, maka harus belajar ke guru. Ia mengibaratkan murid seperti bayi yang baru lahir. Maka, agar berkualitas dan berakhlak harus dididik dengan baik sejak dini.
“Bayi lahir itu seperti kapas tidak punya dosa. Mau anaknya ketua PC tetap nangis, mau anaknya kades tetap nangis. Tergantung orang tua atau guru. Karena ilmu yang utama adalah akhlak. Negara maju di Jepang, Amerika. Anak dilatih tertib antri, diajarkan mandiri, jadi sudah diajarkan akhlak,” bebernya.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim itu menjelaskan, bahwa Indonesia pada tahun 2045 mendapat bonus demografi. Maka kualitas generasi muda, mulai saat ini harus di tingkatkan. Salah satunya kuncinya adalah guru harus sejahtera.
“Kalau guru sejahtera khususnya di PAUD, TK, RA, maka bibit-bibit anak muda akan berkualitas. Kalau itu terlaksana saya yakin bonus demografi betul-betul membuat Indonesia bisa makmur,” terangnya.
Bendahara PW Ansor Jatim itu menegaskan, bahwa hari ini pendidikan di Jatim menerapkan kurikulum merdeka. Untuk itu, salah satu yang perlu ditekankan adalah pendidikan karakter, pendidikan akhlak.
“Maka saya mengumpulkan emak-emak guru PAUD,TK,RA yang mendidik generasi masa depan kita, agar betul-betul menekankan pendidikan akhlak pendidikan karakter dan itu tercermin dalam ideologi bangsa yaitu Pancasila,” pinta Presiden LSN tersebut.
Menurutnya, tidak ada persoalan kalau sejak dini anak diajarkan menulis dan membaca. Namun hal paling penting adalah anak juga harus diajarkan pendidikan akhlak karena anjuran agama, dan ideologi Pancasila.
“Karena kita yakin kalau itu betul-betul ditanamkan maka berbagai Masalah dapat diselesaikan dengan menanamkan pendidikan akhlak sejak dini,” paparnya.
Gus Fawait menjelaskan, untuk mendapat pendidikan akhlak, anak tidak harus sekolahkan di pesantren. Mengingat di pesantren sebuah keniscayaan. Namun pendidikan akhlak bisa dimulai sejak di PAUD, TK, RA.
“Kita lihat di negara maju seperti di jepang, sejak dini sudah diajarkan kemandirian, akhlak. Masak Indonesia tidak mau mengajarkan pendidikan akhlak di semua lembaga mulai tingkatan bawah,” pungkasnya