Liputanjatim.com – Gunung Raung yang terletak di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, Jawa Timur, erupsi pada Selasa (24/12/2024) pagi. Erupsi ini menghasilkan kolom abu setinggi 2.000 meter dan sempat viral di media sosial.
“Kami mencatat erupsi terjadi pada pukul 09.30 WIB dengan kolom abu setinggi 2.000 meter di atas puncak,” ungkap Burhan Alethea, Pengamat Gunung Api di Pos Pengamatan Gunung Raung Banyuwangi, Selasa (24/12/2024). Ia menambahkan bahwa kolom abu berwarna kelabu tebal mengarah ke timur.
Erupsi ini juga terekam melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 32 mm dan durasi 282 detik. Video viral berdurasi 37 detik yang memperlihatkan kepulan asap putih dan kabut hitam turut memperkuat laporan ini. Video tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Tretan Sukosari.
“Ada kabut hitam, tepatnya pada tanggal 24 Desember, hari Selasa, 2024. Demikian untuk laporan hari ini. Waspada untuk masyarakat Bondowoso dan sekitarnya,” demikian suara dalam video tersebut.
Kepala pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, menjelaskan bahwa kabut hitam dalam video tersebut adalah akibat erupsi Gunung Raung. “Informasi dari BMKG menyebutkan kabut hitam ini merupakan erupsi ringan Gunung Raung,” ujarnya.
Status Gunung Raung saat ini berada di Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati kawah dalam radius tiga kilometer.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso telah menyiapkan langkah antisipasi untuk melindungi masyarakat dari dampak erupsi.
“Kami terus memantau situasi bersama BMKG dan telah menyiapkan masker untuk masyarakat yang terdampak abu vulkanik,” ujar Sigit Purnomo.
Erupsi susulan juga tercatat pada pukul 10.25 WIB, 10.31 WIB, dan 10.35 WIB. Meski pengamatan visual sempat terhalang kabut tebal, data satelit menunjukkan pergerakan abu vulkanik ke arah utara.
Masyarakat di tujuh kecamatan rawan bencana, seperti Sempol, Sumberwringin, dan Sukosari, diminta meningkatkan kewaspadaan. BPBD terus melakukan sosialisasi dan pemetaan jalur evakuasi.
“Edukasi masyarakat sangat penting agar mereka siap menghadapi situasi darurat,” ujar Kepala BPBD Bondowoso, Dadan Kurniawan.