Liputanjatim.com – Gubernur Khofifah menyesali perbuatan anarkis yang dilakukan oleh para pendemo saat berdemonstrasi pada Kamis (8/10) kemarin. Hal ini lantaran pada pendemo merusak fasilitas umum di area Gedung Negara Grahadi. Selain itu, banyaknya anak kecil dan pelajar yang ikut merusak fasilitas umum tersebut.
Menurut Khofifah, anak kecil dan pelajar tidak mengetahui isi dari UU Cipta Kerja per pasal yang dipermasalahkan. Dan kerusuhan tidak akan terjadi jika tujuan aksi hanyalah menyampaikan aspirasi.
“Kalau tujuannya untuk menyampaikan aspirasi, unek-unek dan tuntutan, saya yakin aksi pengrusakan itu tidak akan terjadi,” kata Khofifah melalui rilis yang diterima liputanjatimcom, Jumat (9/10/2020).
(Baca Juga: https://www.liputanjatim.com/srambang-park-ngawi-wisata-keluarga-yang-instagramable/)
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, dalam proses demokrasi semua aspirasi secara terbuka diberi ruang untuk akselerasi. Namun, tidak harus merusak fasum dan fasos termasuk anarkisme.
“Yang terjadi kemarin, semoga tidak terjadi lagi di lain waktu. Mengingat fasilitas umum yang dirusak ini dibangun dengan uang rakyat,” jelas Khofifah.
Untuk itu, Khofifah meminta Polda Jatim untuk mengusut kasus tersebut. Mengingat aksi anarkis yang dilakukan para pelajar tersebut sangat disayangkannya.
“Selanjutnya kami mempercayakan kepada Polda Jatim untuk melakukan pengusutan melalui proses penegakan hukum secara tuntas dari dalang, provokator sampai dengan pelaku dibalik aksi anarkisme di depan Gedung Negara Grahadi. Terlebih lagi disayangkan aksi tersebut dilakukan ditengah situasi pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Untuk diketahui, massa yang berdemontrasi di Gedung Negara Grahadi mendadak rusuh. Mereka menjebol dua pagar masuk Grahadi dan merusak lampu-lampu di halaman Grahadi.