Gerilya Siti Fitriah Dalam Perangi Sampah di Kabupaten, Ada Peran Maggot Dibalik Layar

Liputanjatim.com – Sampah hingga dewasa ini masih menjadi suatu persoalan klasik, yang masih sukar untuk diselesaikan. Khususnya bagi kabupaten Gresik.

Masih ingat dengan polemik TPA Sampah Desa Bulurejo yang membludak karena terpaksa menampung sampah dari 2 desa sekitar (Dermo dan Gluranploso). Sampai saat ini pun, kondisinya masih sama. Seolah pihak terkait sudah mulai lemas dan ditambah terkikisnya kesadaran masyarakat yang kian hari semakin menjadi.

Dari situlah, satu persatu muncul kelompok orang terpanggil untuk menangani peliknya masalah tersebut. Salah satunya adalah Siti Fitriah, aktivis pegiat Bank Sampah Gemes Gresik dan sekaligus Ketua dari Paguyuban Pamagres Gresik.

Sang ibu rumah tangga itu cukup lama terjun dalam giat peduli lingkungan. Pihaknya mengatakan, bahwa ide gagasan yang ia punya saat ini telah siap diterapkan dalam skala besar. Salah satunya bekal adalah dengan budidaya Maggot. 

Disadari Maggot yang memiliki nilai ekonomis dan berbagai manfaat itu, digadang mampu menjawab problem sampah organik, juga bisa sebagai lahan edukasi masyarakat dalam hal pengelolaan sampah.

Ide tentang budidaya maggot seakan menjadi angin segar bagi Fitriah dan masyarakat sekitar. Dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya, terbukti Fitriah mampu mengakomodir sampah organik seluas 1 RT (Rukun Tetangga) di kelurahan Ngargosari, kecamatan Kebomas, kabupaten Gresik.

Dari proses akomodir 1 Rt dengan kurang lebih berjumlah 70 Rumah itu ternyata hasilnya mengejutkan. Rinciannya, dari sebanyak 30 biopond (kandang) Maggot dalam rentang 20 hari masa panen, Maggot mampu uraikan sampah organik sebanyak 900 kilogram (Kg).

“Ini sebagai upaya mengurangi sampah di kabupaten agar tidak membludak dan itu sangat efektif,” kata Fitriah kepada liputanjatimcom, Rabu (20/07/22) di kediamannya. 

Modal tersebut tidak banyak. Hanya butuh ukuran kandang seluas 100x30x20 centimeter, benih Maggot, dan juga usaha menyisihkan sampah organik, dari situ juga masyarakat banyak diuntungkan. Untung pun bisa beragam, sesuai orientasi. Dapat berupa cuan bila orientasinya bisnis, feed farm kalau soal kemandirian ekonomi, dan juga tidak kalah penting adalah kebersihan.

Tak berhenti ditempat, Fitriah pun menuju di halaman berikutnya. Kini pihaknya bersama Pamagres (Paguyuban Maggot Gresik) sudah menyediakan biopond-biopond yang tersebar di 14 Desa binaan, dengan 7 desa sudah teraktifasi kader dan sudah masuk dalam monitoring.

Sempat mengorek ingatan, sebelum dirinya mengenal Maggot. Fitriah bercerita, saat dalam FGD bersama ASOBSI (Asosiasi Bank Sampah Indonesia) Pusat di Banjarmasin. Kala itu, menurut Fitriah, narasumber dalam forum tersebut menjelaskan tentang proses penguraian sampah organik dalam kurun waktu 9 jam. Namun saat itu, Fitriah bersama tim ASOBSI belum menemukan jawabannya.

Namun, saat ini tandatanya besar Fitriah itu sudah terjawab. Jawabannya adalah Maggot, mesin canggih biologis ciptaan Tuhan yang hanya butuh waktu 2 jam saja untuk mengurai sampah organik menjadi tinja (kompos). Dari situ membuat pihaknya merasa kagum dengan kebesaran Tuhan yang maha esa.

Alhasil dari bekas kotoran Maggot (Kasgot), selain bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos tanaman/tumbuhan, ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk bahan campuran dedak makan ternak, karena terdapat kandungan gizi protein tinggi. 

Langkah usaha yang cukup berbuah hasil itupun tak jarang ditampik oleh pendapat masyarakat, yang mengatakan budidaya Maggot akan menimbulkan bau tidak sedap. Fitriah pun membeberkan, bahwa bau tidak sedap itu bisa disiasati dengan mudah dan tanpa perlu repot menggunakan bahan kimia.

“Ada 3 faktor yang mengurai bau, agar maggot tidak bau busuk; pertama pakan (sisa buah, sayur) digiling/dicacah terlebih dahulu. kedua, pola makan maggot harus diatur (jangan over) kalau berlebihan sisa makan yang tidak termakan akan busuk, nah dari pakan busuk itulah sumber bau tak sedap, ketiga adalah keseimbangan antara kuantitas maggot dalam kandang dengan makanannya,” beber Ketua Pamagres itu.

Lebih dalam Fitriah juga turut membagikan tips agar maggot gemuk dan timbangannya berat. Salah satu kuncinya ada di pakannya, yaitu nasi sisa. Menurutnya maggot itu seperti manusia, kalau cuma sayur dan buah yang diberikan nanti badan Maggot ringan kempes. Berbeda kalau Maggot diberi pakan nasi, tubuh akan berisi dan akan berat di timbangan.

Sebagai informasi, produk Maggot kering untuk pakan ternak (ayam, burung, lele) kini produknya sudah diperjualbelikan oleh Pamagres Gresik. Kenamaan produk tersebut adalah Maggstar BSF Supplier.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here