LIPUTAN JATIM

Gegerkan Warga Gandusari Trenggalek: Bayi dalam Kardus Ditemukan di Dekat Sumur

Liputanjatim.com – Seorang bayi perempuan ditemukan warga Dusun Pojok, Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Minggu (15/12/2024) pagi. Bayi malang tersebut ditemukan dalam kardus yang ditutup karung di area perkebunan warga, masih dengan tali pusar dan plasentanya.

Sumiran, warga yang pertama kali menemukan bayi itu, mendengar suara tangisan dari arah kebun saat berjalan kaki sekitar pukul 05.00 WIB. Karena takut, ia mengajak tetangganya, Sulami, untuk memeriksa sumber suara tersebut.

“Kami menemukan bayi itu dalam kardus yang dibalut sarung,” ujar Sumiran.

Kepala Desa Ngrayung, Adi Santoso, mengungkapkan bahwa warga sebenarnya telah mendengar suara tangisan bayi sejak Sabtu malam. Namun, mereka enggan mendekati lokasi karena mengira suara tersebut bersifat mistis.

“Ada warga yang mendengar suara sejak sore, tapi takut mendekat,” jelasnya.

Bayi itu ditemukan diletakkan dekat sebuah sumur dengan diameter sekitar satu meter. Meski begitu, pelaku pembuangan tidak menunjukkan niat untuk mencelakakan bayi dengan membuangnya ke dalam sumur. Berdasarkan pengakuan warga, seorang pria tak dikenal sempat terlihat mondar-mandir dengan sepeda motor di sekitar kebun pada Sabtu sore, tetapi identitasnya hingga kini belum diketahui.

Kapolsek Gandusari, IPTU Katik, menjelaskan bahwa bayi dengan berat badan 3,3 kilogram dan panjang 49 sentimeter itu kini dirawat di RSUD dr. Soedomo Trenggalek.

“Kondisi bayi sehat, dan kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap siapa pelaku pembuangannya,” tegasnya.

Polisi telah melakukan olah TKP dan mengumpulkan informasi dari sejumlah saksi. Tim Inafis juga diturunkan untuk mencari bukti tambahan, termasuk mendalami laporan warga tentang pria mencurigakan yang terlihat di sekitar lokasi.

Sementara itu, bayi perempuan tersebut menarik perhatian masyarakat setempat. Menurut Adi Santoso, sudah banyak pihak yang menyatakan keinginan untuk mengadopsinya.

“Kami minta mereka berkoordinasi dengan Dinas Sosial karena proses adopsi harus sesuai aturan,” kata Adi.

Exit mobile version