Liputanjatim.com – Angka kemiskinan di Jawa Timur masih menjaddi permasalahan yang tak kunjung dituntaskan. Tercatat menurut data data BPS Jatim warga daerah perkotaan meningkat dari 6,77 persen per September 2019 menjadi 7,78 persen per September 2022.
Hal tersebut seperti dikatakan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak. “Kalau kemiskinan kota naik,” kata Emil dalam rakor pengentasan kemiskinan, Selasa (7/3/2023).
Berbeda dengan angka kemiskinan daerah pedasaan di Jatim, menurut Emil angka kemiskinan di daerah pedesaan cenderung lebih baik ketimbang di daerah perkotaan yang cenderung menjadi pusat perputaran ekonomi.
Secara keseluruhan, angka kemiskinan Jatim dari rilis terakhir BPS Januari 2023 kemarin mencatat penduduk miskin sebanyak 4.236.510 orang pada September 2022. Angka itu naik 0,11 persen atau meningkat 55,22 ribu orang.
“Yang menarik itu, data tersebut tidak berlaku kemiskinan di desa. Angka kemiskinan desa kita lebih baik daripada sebelum Pandemi,” ungkapnya.
Dengan begitu, mantan Bupati Trenggalek inipun optimis, dengan menurunkan angka kemiskinan di daerah perdesaan, menjadi bukti bahwa desa mempunyai harapan besar menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
“Kemiskinan desa turun. Artinya, kita harus optimis desa bisa menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi Jatim,” katanya.
Kendati demikian, Emil tetap meminta pemerintah daerah supaya serius menyikapi angka kemiskinan yang masih cukup tinggi. Salah satu caranya dengan melakukan koordinasi bersama kepala desa untuk penyelarasan data by name by address dan menjalankan program pengentasan tepat sasaran.
“Kita harus mawas diri bahwa kita belum seperti sebelum pandemi. Sebelum pandemi kemiskinan jatim 10,20 persen sekarang masih di angka 10,49 persen,” jelasnya.