LIPUTAN JATIM

Dua Pasien DB Di Blitar Meninggal Akibat Terlambat Ditangani

gambar hanya ilustrasi

BLITAR, Liputanjatim.com Musim penghujan seperti saat ini membuat lingkungan lembab dan memenag membuat nyamuk berkembang biak dengan lelualasa, apalgi yang paling berbahaya adalah Aedes aegypti, Hari ini tercatat Dua penderita demam berdarah (DB) di Kota Blitar meninggal dunia. Kasus meninggalnya dua penderita DB ini mendapatkan perhatian kusus dari Dinas Kesehatan Kota Blitar.

“Tahun ini ada dua penderita DB yang meninggal. Yakni warga Gedog dan Bendogerit. Makanya saat ini kami adakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DB di daerah ini, agar kasus seperti ini tidak terulang lagi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Harni Setijorini pada wartawan, Selasa (21/11/2017).

Meninggalnya dua pasien DB ini lanjutnya, akibat kurangnya pengetahuan warga terkait penanganan pasien DB.

“Dua penderita DB yang meninggal dunia kondisinya memang sudah parah. Dan ketika itu terlambat mendapatkan penanganan kesehatan,” jelasnya.

Data Dinkes Kota Blitar mencatat, tahun 2015 ada sebanyak 97 penderita. Angka ini naik drastis pada tahun 2016 dimana tercatat ada sebanyak 263 penderita. Sedangkan tahun 2017 sampai bulan Oktober, mengalami penurunan cukup signifikan, yakni hanya 79 penderita.

Kota Blitar menurut Harni, seluruh wilayahnya memang endemis DB. Hanya ada dua wilayah yang terdeteksi sporadis.

“Sporadis itu tidak tiap tahun ada penderita. Kalau disini yang sporadis itu Kelurahan Karangsari dan Tlumpu,” jelasnya.

Lebih lanjut Harni menerangkan, bahwa melalui program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah, dinilai dapat menekan angka penyebaran nyamuk aedes aegypti, sehingga jumlah penderita DBD dapat terus ditekan.

“Masyarakat kita minta untuk intensif memantau perkembangan jentik nyamuk di setiap rumah. Meski akan ada bantuan dari pemerintah baik berupa fogging maupun pemberian obat pembasmi jentik,” imbuhnya.

Pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan tiap rumah, menurut Harni adalah cara paling efektif dan efisien. Selain murah, mudah juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan.

“DB itu terkait dengan kesehatan lingkungan. Dengan PSN di rumahnya sendiri-sendiri, itu cara paling murah dan mudah. Jadi mulailah hidup sehat supaya anda dan keluarga selamat,” tandasnya.

Exit mobile version