Liputanjatim.com – Drama program pemberdayaan masyarakat kembali terjadi dan kini dialami oleh masyarakat Desa Prangggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Daerah yang sudah terkenal dengan penghasil lele organik tersebut malah justru tidak masuk dalam 14 daerah pilot project program kampung lele Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur yang tertuang dalam Rancangan Kerja dan Anggaran (RKA) 2020.
Hal tersebut lantas menjadi pertanyaan Komisi B DPRD Jawa Timur karena diabaikannya Kabupaten Kediri sebagai daerah penghasil lele organik. Bahkan anggota Komisi B DPRD Jatim Chusainuddin langsung menanyakan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim Gunawan, namun ia tak menemukan jawawaban yang memuaskan.
“Saya sudah tanyakan ke Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pempro, Pak Gunawan selaku leading sector program tersebut. Namun jawabannya datar saja dan sangat mengecewakan kami. Yang menyedihkan lagi, Kadis Gunawan tak mau menjelaskan 14 daerah di Jatim mana saja yang menjadi pilot project kampung lele di Jatim,” ungkap politisi PKB Jawa Timur itu, Kamis 7 November 2019.
Masyarakat Plosoklaten yang tergabung dalam Kelompok Rukun Tani Budidaya Lele Organik tersebut bahkan sudah menyampaikan sendiri kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah saat berkunjung kelokasi budidaya. Bahwa usahanya itu tidak hanya menjual ikan lele segar, namun juga menjual dalam bentuk olahan seperti cendol lele, nugget lele dan berbagai bentuk olahan. Namun gayung tak bersambut, usaha masyarakat desa tersebut tak mendapat lirikan dari Pemprov Jatim, termasuk dari Gubernur Khofifah yang pernah melihat langsung olahan makanan dari bahan lele.
Kecewa dengan keputusan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim? Sudah pasti tentu kecewa, bukan hanya kelompok budidaya, namun juga Chusainudin sebagai legislator dari Kediri. Karena dengan tidak masuk sebagai pilot project, masyarakat Plosoklaten Kabupaten Kediri gagal untuk mendapatkan bantuan pembedayaan dan dana dalam pengembangan usaha ternak lele organik.[ct]
