LIPUTAN JATIM

DPRD Jatim Tegaskan Pesantren Lebih Aman dalam Kasus Kekerasan Seksual

Jawa Timur

Foto Istimewa

Liputanjatim.com – Terjadinya kekerasan seksual di lingkungan Pondok Pesantren menjadi atensi Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Hikmah Bafaqih.

Hikmah mengatakan kasus kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan menimpa siapa saja. Sejauh pengalamannya dalam mengadvokasi korban kekerasan seksual, terjadinya pelecehan jauh lebih tinggi di luar lingkungan pesantren.

“Saya termasuk penyedia jasa layanan yang melayani korban kekerasan maupun pelecehan terhadap perempuan dan anak, saya bersaksi bahwa kasus di luar Pondok Pesantren lebih banyak dibandingkan yang terjadi di pesantren. Hanya saja karena pesantren itu lembaga yang dianggap suci maka ekspektasi kita terhadap pesantren pasti lebih,” jelasnya.

Meski demikian, lanjut Ketua Perempuan Bangsa Jatim, pesantren tetap lembaga yang aman dan anak-anak tetap bisa belajar dengan tenang. Namun menurutnya, orang tua wajib tetap memberikan pengawasan penuh kepada anak-anaknya yang mondok.

“Tidak bisa dipasrahkan 100 persen kepada pengurus atau pengasuh. Tetap harus dalam kontrol dari kita,” katanya.

Hikmah mengatakan adanya kekhawatiran orang tua yang menganggap pesantren tidak aman karena banyak terjadi kasus kekerasan seksual, belum boleh menjadi kesimpulan akhir.  Karena jumlah kasusnya dengan jumlah pesantren dan jumlah santri sangat  jauh perbandingannya.

“Sebagai ibu, saya menempatkan anak-anak untuk menempuh pendidikan di pesantren. Dan saya merasa aman dengan pilihan itu,” jelasnya.

Exit mobile version