LIPUTAN JATIM

DPRD Jatim Sebut Jatim Zona Merah Aliran Radikalisme

Foto Istimewa

Liputanjatim.com – Banyaknya penangkapan terduga teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror di Provinsi Jawa Timur mendatangkan sorotan dari anggota DPRD Jatim.

Terkahir, penangkapan terduga teroris jaringan Jamaah Islamiah (JI) oleh Densus 88 di Jatim terjadi di empat daerah berbeda. Ke empat daerah tersebut yakni, Bojonegoro, Kediri, Gresik dan Sumenep.

Fakta tersebut cukup membuktikan bahwa provinsi di ujung pulau Jawa ini berada pada zona merah darurat teroris atau paham aliran radikalisme. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih.

“Jatim menjadi zona merah aliran radikal ekstrem. Beberapa kali pergerakan dan penangkapan jaringan teroris di Jatim dan peristiwa Surabaya-Sidoarjo yang lalu itu menjadi bukti terjelasnya,” kata Hikmah, Kamis (11/11/2021).

Politisi asak Fraksi PKB ini meminta pihak berwajib serius merespon maraknya kasus paham radikalisme ini, khususnya pada usia anak dan remaja. Sebab menurutnya, pada usia terdebut labil yang mengakibatkan gampang tersusupi paham yang mengancam kesatuan bangsa tersebut.

“Kami berharap soal terorisme ini tidak direspon dengan hangat-hangat tahi ayam,” pintanya.

Disamping itu, Ketua Perempuan Bangsa Jatim ini menjelaskan bahwa masyarakat harus diajak serta untuk membangun Early Warning System (EWS) atau Sistem Peringatan Dini agar lebih waspada. Sekaligus lebih inklusif bila ada bekas terduga teroris dan keluarganya yang hendak berbaur dan insyaf.

“Community resilience ini membutuhkan dukungan penuh semua pihak. Agar yang intoleran dan radikal dapat kembali ke NKRI dengan baik,” paparnya.

Kader PMII Malang ini mengapresiasi langkah tegas yang dilakukan Densus 88 dalam mengamankan terduga teroris tersebut.

Tidak hanya Hikmah, hal senada juga dikatakan Ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Renny Pramana. Bahkan ia meminta meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jatim meningkatkan pengawasan terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

“Bakesbangpol tolong cermati dan monitor hal ini. Tolong cermati gelagat perkembangan radikalisme dan terorisme karena ini merisaukan dan mengkhawatirkan kita semua,” ujarnya.

Exit mobile version