Liputanjatim.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu terus memperbarui data terkait wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Hingga saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan dan penanganan berupa vaksinasi untuk menekan penyebaran penyakit ini.
Kepala Distan-KP Kota Batu, Heru Yulianto, menyampaikan bahwa saat ini, tercatat sebanyak 72 kasus PMK dengan rincian 61 ekor masih sakit, sembilan ekor mati, dan dua ekor harus dipotong paksa.
“Sampai akhir Januari 2025, kasusnya sapi sakit ada 61, mati sembilan, dan potong paksa dua,” kata Heru, Minggu (2/2/2025).
Ia menyampaikan, hewan ternak yang terjangkit PMK mayoritas belum menjalani vaksinasi, sehingga rawan terkena penyakit. Jumlah kasus kali ini meningkat dibandingkan data akhir Desember tahun lalu, di mana hanya ada sekitar tiga sapi yang terjangkit. Sedangkan, saat ini sudah ada sembilan sapi mati akibat PMK.
Heru menyebut bahwa pihaknya terus melakukan vaksinasi untuk menghentikan dan mencegah penularan. Pada bulan Januari 2025, Pemkot Batu mendapatkan vaksin PMK dari Kementerian Pertanian sebanyak 3.525 dosis.
Pemerintah Kota Batu terus mengintensifkan proses vaksinasi hewan ternak sebagai upaya pencegahan penyebaran PMK. Vaksinasi berjalan lancar tanpa kendala berkat dukungan penuh dari para peternak.
Distan-KP Kota Batu mencatat bahwa populasi ternak di wilayahnya terdiri dari 2.535 ekor sapi potong, 8.535 ekor sapi perah, 8.832 ekor kambing, 7.190 ekor domba, dan 190 ekor babi. Sebagai langkah lanjutan, Pemkot Batu berencana terus mengadakan vaksin PMK.
Hal ini untuk memastikan perlindungan lebih luas terhadap hewan ternak. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian untuk pengadaan vaksin tersebut akan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) atau sumber dana lainnya.
“Untuk jumlahnya masih disesuaikan. Rencana untuk pengadaan vaksin, vitamin, dan desinfektan pakai dana BTT,” pungkasnya.