LIPUTAN JATIM

Din Syamsuddin: Cak Imin Itu Panglima Santri Dunia, Bukan Nusantara Lagi

Foto : Din Syamsuddin

JAKARTA, Liputanjatim.com Belum lama ini Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar didapuk sebagai Panglima Santri Nasional. Pengukuhan ini dilakukan di depan 32 ribu santri se Pasuruan. Pengukuhan Panglima Santri Nasional itu diberikan dalam acara Semarak Heroik Santri di Taman Budaya Candra Wilwatikta, Pandaan, Selasa (7/11/2017).

Mengomentari hal tersebut Din Syamsuddin menganggap Cak Imin pantas menjadi panglima santri dunia. Ia menjelaskan Santri dan Ulama generasi saat ini harus lebih percaya diri tampil pada tingkat international, sebab dari segi kualitas, ulama kita tidak kalah pintar dengan beberapa ulama di Timur Tengah.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi Keynote Seaker pada Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Islam Nusantara Center (INC) dengan tema “Maha Guru Ulama Nusantara : Zona Nusa Tenggara Barat” di Masjid Istqlal Jakarta, Rabu (22/11).

“Makanya Pak Muhaimin jadi panglima santri tertinggi di dunia, bukan nusantara lagi, saya kepala stafnya saja,” kelakar Din Syamsuddin yang disambut tepuk tangan peserta.

Selama ini, Imbuh Din Syamsuddin, kajian tentang Ulama Nusantara sangat jarang dilakukan, padahal banyak sekali Ulama Nusantara, khususnya Ulama Sasambo (Sasak, Samawa dan Mbojo) yang sangat cemerlang di tingkat International. Misalnya ada ulama asal Sumbawa yang bernama Syeikh Zainuddin yang menjadi Guru di Haromain. “Beliau menjadi pionir di dunia Islam”, Imbuh mantan Ketum PP Muhammadiyah ini.

Oleh sebab itu, kajian dan diskusi yang dilaksanakan oleh INC ini patut dikembangkan. Menurut saya kajian seperti ini harus berkelanjutan, “saya berharap ini bukan akhir dari kajian kita, ini sebaiknya menjadi titik awal diskusi yang lebih dalam,’ Ujar Din Syamsuddin.

Sultan Sumbawa, M. Kaharuddin IV dalam sambutannya menambahkan, bahwa pesebaran Islam di NTB berbeda dengan di Jawa, jika di NTB kesultanan menerima Islam lalu diikuti oleh masyarakatnya. Dalam majlis adat Sumbawa, masyarakat ada dua kamar, ulama dan masyarakat, jika ada perbedaan maka kesultanan harus berpihak kepada ulama. “yang perlu digarisbawahi adalah peran Ulama dalam mempengaruhi kebijakan kesultanan”,

Hadir dalam acara tersebut Muhaimin Iskandar, Din Syamsuddin, Sumbawa, M. Kaharuddin IV, Prof. DR. Abdul Ghani Abdullah, Dr. M. Wildan, MA, Jazilul Fawaid (Inisiator INC), Zainul Milal Bizawi (Sejarawan Santri dan penulis Buku), serta Ginanjar A Sya’ban (Direktur INC)

 

Exit mobile version