Dianggap Tak Maksimal, Kinerja Dua BUMD Jatim Dipertanyakan DPRD

Berita Jatim
Foto Istimewa

Liputanjatim.com – Anggota Panitia Khusus (Pansus) Laporan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Jatim 2021, Agung Mulyono menyoroti kinerja BUMD Jatim terhadap Indeks Utama (IKU) Jatim.

Agung menilai setidaknya dari sekian BUMD yang ada, minimal ada dua yang seharusnya dapat meningkatkan IKU Jatim. Kedua BUMD ini adalah Bank Jatim dan Petrogas Jatim Utama (PJU) yang sudah memiliki laba cukup besar. Karena di saat kondisi masyarakat sedang susah, peran BUMD sangatlah penting.

“Saat ini dalam kondisi masih pandemi Covid-19, ditambah dengan minyak goreng mahal dan BBM naik, apa kontribusi 2 BUMD ini terhadap masyarakat,” tanya Agung, saat Pansus LKPJ memanggil BUMD Jatim, Selasa (5/4/2022).

Di tempat yang sama, anggota Pansus LKPJ lainnya, Rohani Siswanto mengatakan dari keterangan Bank Jatim asetnya naik dari Rp83 triliun menjadi Rp100 triliun. Akan tetapi kenaikan aset ini Hanya di investasikan ke surat berharga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bukan di kredit yang memicu pertumbuhan ekonomi. Dari Rp14,6 triliun menjadi Rp32 triliun, sedangkan kredit tidak mengalami kenaikan yang signifikan dari Rp40 triliun ke Rp40,9 triliun, atau tidak sampai 1 triliun per tahun.

“Sedangkan uang ini kan dari nasabah, artinya uang yang disimpan di Bank Jatim hanya diiinvestasikan kepada surat berharga atau SBI, bukan kepada kredit yang memicu pertumbuhan ekonomi. Ini yang harus mendapatkan perhatian khusus,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan 2 tahun terakhir merupakan ujian berat bagi pengurus BUMD, karena pandemi Covid-19 ini tidak ada ujungnya. Menurutnya krisis moneter berbeda dengan Covid-19.

“Kalau krisis moneter yang terpengaruh hanya keuangan, sedangkan Covid-19 ini dampaknya ke berbagai sektor. Sehingga ini memacu kami agar bagaimana Bank Jatim tetap sehat, sehingga kami mengikuti program stimulus pemerintah. Sehingga kami aktif membantu masyarakat dalam program stimulus pemerintah mulai dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yakni Rp2 triliun 2 kali berturut-turut. Kemudian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai alokasi yang kami terima yakni Rp2 triliun, ini berbeda dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang alokasinya sangat besar,” paparnya.

Busrul menambahkan pihaknya jiga melakukan restrukturisasi. Menurutnya banyak nasabah kecil yang terdampak langsung maupun tidak langsung.

“Ada sekitar Rp3 triliun lebih yang digunakan untuk restrukturisasi. Harus diakui pertumbuhan kredit kami sangat kecil yakni cuma 3 persen, tapi kami juga menguatkan Corporate Social Responbility (CSR) yang dominan kepada sektor masyarakat. Yakni bekerja sama dengan Polda, Kodam V Brawijaya, maupun OJK dalam program vaksinasi. Prinsip kami kalau masyarakat sehat maka ekonomi akan tumbuh dengan baik,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here