Liputanjatim.com – Mantan Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menilai bahwa bangsa Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara maju yang lain.
Di saat masyarakat di negara maju sudah saling berlomba meningkatkan aset kekayaannya, bangsa Indonesia masih berkutat dalam sekitaran pengetahuan ekonomi dan keagamaan saja.
Padahal, menurut Jusuf Kalla, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan pemahaman yang baik terhadap agama itu sendiri.
Hal itu disampaikan Jusuf Kalla saat menjadi pembicara dalam kegiatan Stadium General di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) dengan tema; ‘Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin: Pembelajar dan Penggerak bagi bangsa dan umat manusia’, Sabtu (12/11/2022).
Dirinya mengajak mahasiswa menjadi generasi berjiwa pembelajar dan penggerak bagi bangsa dan ummat manusia melalui Gerakan 45.
Gerakan 45 merupakan bentuk dari rukun islam yang ke-4 (zakat) dan ke-5 (haji). Gerakan ini didasari oleh kebiasaan sebagian besar umat Islam di Indonesia yang hanya mampu melaksanakan 3 rukun islam saja, sedangkan untuk kewajiban zakat dan haji hanya segelintir yang melaksanakan.
“Zakat bermanfaat mendatangkan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Rezeki dilancarkan, kualitas hidup meningkat, hati terasa tenang, dan kehidupan juga terasa lebih tentram karena kebaikan yang telah dilakukan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, zakat adalah bagian utama dari rangkaian solidaritas sosial yang berpijak kepada penyediaan kebutuhan dasar kehidupan masyarakat. Sehingga zakat dapat mendorong roda perekonomian masyarakat.
“Karena pertumbuhan harta individu pembayar zakat memberikan kekuatan dan kemajuan bagi ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Jusuf Kalla juga mengajak mahasiswa untuk berniat melaksanakan ibadah haji. Pasalnya, ibadah haji dapat melatih seorang Muslim mengamalkan prinsip-prinsip kemanusiaan, persaudaraan, dan persamaan secara universal.
“Dalam ibadah haji, semua orang diminta menanggalkan pakaian, perhiasan yang seringkali menandai perbedaan daerah, kelas sosial dan sebagainya. Sebagai gantinya, semua memakai pakaian sederhana yang lebih mirip dengan kain kafan,” sambungnya.
Lewat ibadah haji, masih menurut Jusuf Kalla, manusia diajarkan untuk melepaskan diri dari egonya sehingga dia akan mendapati dirinya larut dalam sebuah kumpulan akbar manusia yang bersatu, tak tercerai-berai dan bersama-sama memenuhi satu panggilan untuk berputar mengelilingi pada satu pusat.
Untuk itu, ia mengajak kepada mahasiswa UNUSA untuk merubah pola pikirnya terhadap masa depan. Ia mendorong mahasiswa UNUSA untuk berani terjun menjadi Entrepreneur yang dapat membuka lapangan kerja baru bagi lingkungan sekitar.
“Tentu melalui ilmu pengetahuan, penciptaaan lapangan kerja ini akan menjadi solusi, agar dapat memberi kemakmuran kepada orang lain dan mewujudkan insan yang rahmatan lil ‘alamin,” tandasnya.
Dalam melaksanakan misi tersebut, dirinya berharap agar UNUSA dapat menyediakan sesi kuliah Entrepreneur kepada mahasiswa. Mahasiswa UNUSA harus didorong untuk menjadi pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja.
Sementara itu, Rektor UNUSA Achmad Jazidie menyampaikan bahwa UNUSA akan konsisten menyediakan kelas Enterpreneur sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa.
“Kami merangsang mindset mahasiswa agar berkreasi dan berinovasi untuk menjadi pengusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan, tidak harus menjadi pegawai negeri. Dan Alhamdulillah UNUSA sudah menyediakan kuliah Entrepreneur selama satu semester kepada seluruh mahasiswa,” pungkasnya.
[…] Datang ke UNUSA, Jusuf Kalla Ajak Mahasiswa Jadi Pencipta Lapangan Kerja […]