Surabaya, liputajatim.com – Capres Prabowo Subianto kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait pertumbuhan ekonomi dan kesejahtaraan rakyat Indonesia. Menurutnya, 99% rakyat Indonesia hidup dalam katagori pas-pasan atau miskin.
“Hasil ini adalah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional yang nikmati kekayaan Indonesia kurang dari 1 persen. Yang 99 persen mengalami hidup yang sangat pas-pasan, bahkan sangat sulit,” kata Prabowo di Inna Heritage Hotel, Denpasar, Bali, Jumat (19/10/2018) lalu.
Saat ditelusuri, ternyata, data yang disampaikan Prabowo tersebut tidak relevan.Karena data yang disampaikan salah Prabowo mirip seperti data yang dirilis oleh Oxfam, sebuah organisasi global yang fokus dalam pergerakan memperjuangkan kemiskinan yang dikelaurkan pada Januari 2017. Sedangkan data tersebut data secara global, atau seluruh dunia dan tidak spesifik data kesejahteraan di Indonesia.
Bahkan, dilansir detik.com, laporan itu juga mengutip pidato mantan Presiden AS Barack Obama yang mengatakan bahwa hanya 1% penduduk dunia yang mengontrol kekayaan, sementara 99% masyarakat dunia keuangannya tidak pernah stabil.
Oxfam memperkuat dengan menyebutkan bahwa sejak 2015 1% penduduk dunia memiliki kekayaan jauh lebih besar dibanding sisa penduduk dunia lainnya. Lalu sekitar 8 orang kaya raya dunia saat ini memiliki kekayaan setara dengan separuh rakyat miskin yang ada dunia jika digabungkan.
Oxfam juga menyebut bahwa pendapatan dari 10% orang termiskin di dunia hanya naik US$ 3 per tahun sejak 1988 hingga 2011. Sementara pendapatan orang terkaya yang hanya 1% dari total penduduk dunia meningkat 182 kali lipat dari itu.
Intinya dalam laporan itu menyebutkan bahwa 1% orang kaya itu secara global. Laporan itu juga menjelaskan mengenai penyebab mengapa hal itu bisa terjadi dan bagaimana cara untuk meningkatkan kesetaraan.