Liputanjatim.com – Cucu salah satu pendiri NU KH Bisri Syansuri, Abdussalam Shohib kembali angkat suara soal pertemuan para kiai struktural NU dengan Timsus PKB bentukan PBNU di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (12/8/2024) kemarin.
Seperti diketahui, pertemuan tersebut sebagai bagian dari pembahasan lanjutan Timsus yang berniat mengembalikan PKB ke PBNU.
Gus Salam menilai pertemuan yang dipimpin KH Amwar Iskandar dan KH Amin Said Husni menampakkan betapa ambisinya PBNU merebut PKB dari tangan Muhaimin Iskandar. Sehingga penjelasan serta kritikan yang dilontarkan berbagai pihak ihwal beda PBNU dan PKB serasa membal.
Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang ini menjelaskan tidak seharusnya kiai-kiai struktural NU tersebut berkumpul hanya untuk membahas pengembalian PKB. Pasalnya PKB sebagai partai politik dan PBNU sebagai organisasi masyarakat keagamaan merupakan entitas yang berbeda.
Ia menjelaskan, seorang tokoh agama tidak seharusnya berlaku represif kepada pihak lain, apalagi yang bukan wilayahnya. Ia mengatakan jika ada niat baik dalam pertemuan tersebut seharusnya para kiai memberikan masukan dengan cara persuasif. “Informal dan tidak mengumbar pernyataan. Itu yang namanya nasihah,” kata Gus Salam, Selasa (13/8/2024).
“Tapi kalau sukanya mengumbar di media, menuduh, intervensi itu bukan akhlaq ulama akhirot tapi makelar politik, atau klo dalam Istilah tasawuf fadhihah yang menjadi tanda-tanda ulama dunia,” lanjutnya.
Menurut Gus Salam, PBNU hari ini dipimpin oleh orang-orang yang malah membuat organisasi yang didirikan kakeknya itu mengalami kemunduran. Bahkan jauh jika dibandingkan dengan kepemimpinan KH. Makruf Amin dan KH Said Aqil Siroj.
Ia mengatakan upaya interfensi PBNU ke PKB salah satu bukti nyata bahwa NU diarahkan ke rel yang tidak sesuai.
“Pernyataan kiai Makruf Amin dan Kiai Said Aqil Siroj jauh lebih menunjukkan kebijaksanaan, kearifan serta tingginya ilmu dan akhlaq beliau,” pungkasnya.