Liputanjatim.com – Bupati Pamekasan Badrut Tamam atau Ra Badrut tak henti-hentinya memperkenalkan potensi Madura terkhusus di kabupaten tempatnya ia memerintah. Kali ini, bupati muda dari PKB tersebut mempromosikan potensi Madura dalam forum Bisnis Provinsi Jawa Timur melalui program East Java Investival (EJI) 2019 yang digelar di Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, Ra Badrut memaparkan berbagai potensi yang ada di Pulau Madura untuk mendongkrak ekonomi masyarakat. Seperti potensi sumber daya alam (SDA), peternakan dan industri. Salah satunya produksi garam di Madura yang dinilainya memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan garam dalam skala nasional.
“Potensi garam di Madura, tersebar di semua kabupaten. Baik Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. Bahkan hasil produksi garam Madura juga cukup mumpuni, karena memiliki kadar air 0,01 persen dari NaCL 94,10 persen,” kata Ra Badrut, Kamis (12/9/2019).
Menurutnya, setiap tahun Madura mampu menyuplai kebutuhan garam nasional hingga 27 persen. Namun begitu, kendala utama terletak pada belum adanya industri pengolahan modern.
“Maka dari itu, pemerintah dalam hal ini pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Kabupaten Pamekasan sangat perlu mendorong optimalisasi potensi yang ada di Madura. Salah satunya dengan membentuk kawasan ekonomi khusus garam,” tambahnya.
Potensi lain yang perlu dikembangkan, papar Ra Badrut, yakni industri rumput laut yang berada di Kecamatan Galis, Pamekasan. Termasuk, potensi sapi Madura yang juga bisa dikembangkan dengan kualitas daging mumpuni.
“Apalagi populasi sapi Madura saat ini mencapai 1.004.226 ekor sapi, atau sekitar 5,8 persen dari populasi sapi nasional,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya menilai masih ada peluang yang bisa dikembangkan dengan kekurangan kebutuhan daging sapi nasional, yakni melalui investasi pembiakan, rumah potong hewan (RPH) modern hingga pengolahan daging.
“Jadi jika nilai investasi sebesar Rp 20 miliar, maka prospek keuntungan yang bisa diperoleh bisa mencapai Rp 46 hingga Rp 139 miliar lebih per tahun, dengan asumsi keuntungan Rp 5 ribu per kilogram,” tandasnya.