Surabaya, Liputanjatim.com – Maraknya alat kosmetik yang tidak memiliki ijin Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) turut membuat prihatin Direktur Pengawasan Kosmetik BPOM RI, Arustiyono. Ia mengungkapkan selama 2018 ditemukan produk kosmetik ilegal di Indonesia sebanyak Rp 120 miliar.
“Produk sitaan senilai Rp 120 miliar selama 2018 ini terbesar sepanjang sejarah BPOM. Paling banyak di Banten yang mencapai hingga 50 persen, selanjutnya Jakarta dan lampung,” ungkapnya dalam Kampanye Cerdas Memilih Kosmetik di Hotel Bumi, Surabaya (15/12/2018).
Untuk itu, ia mengajak masyarakat agar cerdas dalam pemilihan produk kosmetik. Khususnya para kaum muda milineal yang mulai mencoba memakai ragam jenis kosmetik.
“Kedepan artis juga akan kami sadarkan, khususnya kalangan yang diendorse ini sudah kami edukasi agar mengambil produk yang memiliki izin untuk diendorse,” lanjutnya.
BPOM tidak hanya menarget para artis untuk diberikan edukasi, para bloggerpun akan diberikan pengetahuan mengenai produk kosmetik yang layak dikonsumsi.
“Di klinik juga banyak produk ilegalnya. Kami di Jakarta menemukan berton-ton kosmetik mengandung merkuri. Bayangkan bahan karsinogenik yang memicu kanker ini digunakan generasi muda,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BPOM Surabaya, I Made Bagus Garametta memaparkan jika temuan kosmetik ilegal ini menjadi salah satu produk yang diawasai oleh lembaganya.
“Pemakaian kosmetik saat ini banyak yang ilegal dan belum terdaftar. Makanya kami ingin mengedukasi terkait pemakaian kosmetik yang aman. Bagaimana pengecekan dan mengetahuinya,” urai Bagus.
Untuk wilayah Jawa Timur, papar Bagus, telah ditemukan sejumlah produk kosmetik ilegal. Terlebih, temuan paling banyak berada di Surabaya.
“Jumlahnya akan kami paparkan saat pemusnahan tanggal 18 Desember 2018, karena sekarang kami masih proses pengawasan di beberapa lokasi dan jumlahnya bisa bertambah,” papar Bagus.
Untuk itu, BPOM Surabaya akan melakukan sosialisasi terkait produk-produk kosmetik yang memiliki ijin. Sasarannya siswa SMA SMK dan juga universitas se Surabaya.
“Harapannya generasi muda lebih selektif dan dapat memilih kosmetik yang berizin dan aman,” pungkasnya.