LIPUTAN JATIM

Berebut Swing Voters, Kedua Paslon Diharapkan Tampil Maksimal

Kedua Paslon akan saling adu strategi dalam merebut swing voters pada pilwali Surabaya

Liputanjatim.com – Debat pamungkas pada Pilwali Surabaya akan dilaksanakan pada Sabtu (5/11/2020) malam ini. Untuk itu, pasangan calon Eri-Armuji dan Machfud Arifin diharuskan tampil maksimal untuk merebut swing voters yang jumlahnya mencapai 45 persen.

“Dalam posisi head to head menurut saya itu cukup berpengaruh signifikan pada masyarakat perkotaan, khususnya pemilih swing yang masih 45 persen dan undicided voters yang masih 12 persen serta pemilih rasional 27 persen,” kata Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam.

(Baca Juga: https://www.liputanjatim.com/gunung-semeru-bergejolak-lagi-masyarakat-diminta-waspada/)

Lebih lanjut Surokim menjelaskan, potensi lainnya yang masih bisa diceruk oleh kedua paslon adalah masih banyaknya pemilih yang memutuskan pilihan saat masa tenang sebanyak 23,7 persen dan hari H sebanyak 22,5 persen. Sementara masih ada separuh lagi yang mungkin masih bisa berubah pilihan.

Untuk itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya dan Politik ini, kampanye di hari terakhir masih sangat menentukan. Sebab ada sekitar 36,2 persen pemilih yang bisa merubah pilihannya berdasarkan pada visi dan misi program calon.

“Kalau efektivitas kampanye digital melalui medsos 16,1 persen, jadi perlu pelengkap dan penguat yang lain,” tambahnya.

Mengingat, menurut Surokim, pada beberapa hari terakhir banyak keluar hasil survei yang menunjukkan beragam angka bagi kedua paslon. Sehingga hasil survei akan berpengaruh kepada pemilih rasional kritis serta memiliki efek terpaan yang lumayan.

“Disamping ada fenomena anut grubyuk dan efek echo ruang gema politik. Biasanya orang akan ikut pada yang punya peluang menang dan majority,”bebernya.

Sementara untuk angka golput sendiri, menurut Surokim, berada dalam situasi normal kisaran 10-15 persen. Biasanya 11 atau 12 persen tidak akan terlalu mengubah peta. Mengingat dalam situasi pandemi memang problem tidak hadir di TPS akan jadi masalah jika selama ini angka partisipasi pilkada normal 50 persen sampai 60 persen.

“Jika menggunakan logika umum decreases 20 persen akibat pandemi yang berlaku semua sektor, maka angka partipasi masih bisa 40 persen. Menurut saya jika melihat budaya masyarakat timur yang guyub dan anut grubyuk, saya pikir tidak akan terlampau jatuh dan mengubah drastis petanya,” tandasnya.

Exit mobile version