Liputanjatim.com – Masyarakat yang tergabung dalam Relawan Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) for Presiden, Sabtu malam menggelar lomba “cethe” atau mengoles endapan kopi ke batang rokok di Green Coffe, Tulungagung, Jawa Timur.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk wujud apresiasi dan dukungan masyarakat Tulungagung terhadap Gus Muhaimin untuk menjadi Presiden di 2024.
“Ini bukti dukungan masyarakat terhadap Gus Muhaimin, karna beliau dinilai sangat peduli kepada seni budaya yang ada di daerah termasuk tradisi cethe yang ada di Tulungagung ini,” kata Adib Makarim, selaku Ketua DPC PKB Tulungagung yang turut hadir dalam lomba lukis cethe ini.
Sementara itu, Ketua Relawan Gus Muhaimin for Presiden, Fattah Masrur juga mengatakan hal senada, menurutnya seni lukis cethe memang telah menjadi tradisi sekaligus salah satu gaya hidup sebagian warga Tulungagung dan sekitarnya.
“Bukan karena mereka semua memiliki bakat melukis. Akan tetapi memang seni tradisi merakyat, mengakar kuat seiring berkembangnya budaya ngopi di warung-warung kopi sambil menikmati rokok di sela waktu istirahat,” terangnya.
Melukis cethe di atas batang rokok biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang di sela kebiasaan warga minum secangkir kopi Ketika berada di warung-warung kopi.
Lomba yang diikuti oleh 60 peserta yang seluruhnya laki-laki dewasa ini hanya diberikan waktu 60 menit untuk membuat karya lukis terbaik dengan tema bebas.
Ada yang melukis dengan konsep batik, gambar wajah orang, bunga, tato. Hingga kaligrafi. Menariknya disetiap karya tulis chete, mayoritas di pangkal batang rokok, semuanya terdapat tulisan “Gus Ami” yang tak lain adalah Gus Muhaimin.
Semua lukisan tampak apik dan menarik karena menggunakan berbagai model ukuran dan font/ huruf yang berbeda-beda.
Lomba yang memperebutkan total hadiah senilai Rp 6 juta tersebut dipilih yang paling terbaik, ada tiga unsur lukisan yang dinilai adalah pada teknik dalam membuat pola, kerapian hasil akhir serta keserasian gambar di atas media.
Perlu diketahui, seni lukis cethe di Tulungagung sudah ada selama bertahun-tahun, bahkan diperkirakan sejak era pertengahan Orde Baru pada 1980-an.
Banyaknya warga yang berminat, baik perokok maupun tidak telah menginspirasi pemerintah daerah maupun kalangan swasta di Tulungagung untuk menfasilitasi budaya lokal itu dalam berbagai ajang perlombaan. Hal tersebut yang membuat komunitas relawan Gus Muhaimin membuat lomba cethe di Tulungagung.