Surabaya, liputanjatim.com – 1.454 hari, itulah waktu yang dihabiskan David Beckham untuk mendapat kepastian dari pihak Major League Soccer (MLS) perihal tim waralabanya yang berbasis di Miami, Florida. Pada Senin (29/1/2018) waktu setempat, diumumkan bahwa MLS akan memberikan waralaba ke-25-nya itu kepada Beckham.
Upaya Beckham ini sudah dimulai sejak Februari 2014 silam, atau kurang lebih setengah tahun setelah dia gantung sepatu bersama Paris Saint-Germain. Untuk mendapat hak atas waralaba MLS ini, Beckham harus membayar uang senilai 25 juta dolar AS kepada pihak penyelenggara liga.
Pemberian hak waralaba tim ekspansi MLS ini sebenarnya merupakan bagian dari kontrak Beckham bersama Los Angeles Galaxy pada 2007 silam. Akan tetapi, semenjak mantan kapten Tim Nasional Inggris ini membeli hak kepemilikan untuk waralaba Miami, apa yang dia dapatkan justru kesulitan demi kesulitan.
Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi Beckham itu adalah soal stadion. Sampai saat ini, belum diumumkan secara resmi di mana tim Miami ini akan bermain. Namun, menurut laporan Miami Herald, Beckham dan grup investornya sudah mengamankan lahan seluas lebih dari 4.000 m2 di daerah Overtown.
Rencananya, stadion ini akan dibangun dengan kapasitas 25.000 tempat duduk dengan uang dari para investor sendiri. Pasalnya, pihak Kota Miami sudah tidak bisa lagi membiayai pembangunan stadion usai membangun stadion baru untuk tim bisbol, Miami Marlins.
Adapun, selain stadion yang belum bisa dipastikan nama serta keberadaannya, nama tim milik Beckham ini juga belum diumumkan secara resmi, pun demikian dengan kapan mereka akan mulai berkompetisi di MLS. Walau begitu, Beckham sudah berani mengungkapkan bahwa proses pendirian klub baru ini sudah komplet. Tak cuma itu, Beckham pun sudah berani berbicara soal bagaimana nantinya klub ini akan dijalankan.
“Kami ingin menggapai bintang. Kami ingin pemain-pemain terbaik di sini, tetapi yang lebih penting lagi adalah, kami ingin membanagun akademi terbaik. Nantinya, kami ingin menjadi pusat pengembangan pemain muda di Amerika wilayah ini,” kata Beckham seperti dikutip dari The Guardian.
“Apabila kami berhasil, ini akan membuat kami dan orang-orang Miami menjadi lebih bangga untuk mendukung tim mereka, karena mereka bakal melihat anak-anak muda, putra-putra mereka, datang ke tim ini untuk bermain sepak bola secara profesional,” imbuhnya.
Sementara itu, komisioner MLS, Don Garber, mengatakan bahwa sulitnya mendaratkan waralaba MLS di Miami ini sejatinya merupakan wujud dari hasrat yang besar dari pihaknya untuk melakukan ekspansi ke kota tersebut.
“Kota ini adalah salah satu yang terpenting di negara kami. Secara kultural, ia begitu kaya. Di sini kultur Hispanik dan Latino begitu kental dan dalam konstelasi perpolitikan zaman sekarang, peran mereka begitu krusial,” ucap Garber.
Miami sendiri sebenarnya sudah tak asing dengan keberadaan tim sepak bola. Pada zaman NASL (North American Soccer League) dulu, mereka pernah memiliki klub Tampa Bay Rowdies yang sempat diperkuat pesepak bola asal Inggris, Rodney Marsh. Rowdies kemudian gulung tikar pada 1993 sebelum dibangkitkan kembali sebagai klub divisi tiga (United Soccer League) pada 2008.