Liputanjatim.com – Produksi bawang merah di Jawa Timur diprediksi akan mengalami surplus sepanjang kuartal IV/2019. Jika hasil panen kali ini mencapai 78.554 ton, dan masih akan mengalami surplus hingga 53.354 ton.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo. Menurutnya, untuk produksi kuartal terakhir di sentra-sentra bawang merah pada Oktober mencapai 25.235 ton dari luas panen 2.216 ha atau mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.
Akan tetapi mengalami kenaikan pada November dengan sasaran 41.167 ton dari luas panen 3.848 ha dan Desember 12.155 ton dari luas panen 1.439 ha.
Sehingga, lebih lanjut Hadi menjelaskan, produksi bawang merah di Jatim dari Januari-September 2019 telah mencapai 358.622 ton.
“Dari realisasi produksi tersebut, konsumsi Jatim sepanjang Januari-September kemarin hanya 75.600 ton, atau konsumsi rata-rata per bulan hanya 8.400 ton. Sehingga kita surplus 283.022 ton,” ungkapnya, Selasa (12/11/2019).
“Di kuartal terakhir tahun ini konsumsinya diperkirakan 25.200 ton atau 8.400 ton/bulan sehingga surplus 53.354 ton,” timpalnya.
Untuk harga bawang merah di tingkat petani, Hadi menjelaskan masih normal terutama di daerah sentra penghasil bawang merah.
Harga bawang merah di tingkat petani untuk saat ini berkisar antara Rp10.000-Rp23.000/kg, sedangkan harga di pasar saat ini sekitar Rp14.000-Rp34.000/kg.
Bahkan, dengan kondisi kemarau saat ini tidak terlalu mempengaruhi komoditas bawang merah baik dari sisi produksi maupun harga.
“Biasanya harga bawang di daerah non sentra lebih tinggi dari daerah sentra, tapi saat ini masih wajar harganya,” terang Hadi.
Lantas, berapa produksi bawang merah sepanjang 2019 untuk wilayah Jawa Timur. menurut Hadi meski tingkat konsumsi hanya sedikit namun tidak menutup kemungkinan mengalami surplus.
“Untuk 2019 produksi bawang merah mencapai 437.178 ton. Meski tingkat konsumsi hanya 100.800 ha, Jatim masih mengalami surplus 336.378 ton,” pungkasnya.