Liputanjatim.com – Puluhan babi ternak di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mati secara massal sejak awal Februari 2025.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, drh Ainur Alfiah, memastikan kematian babi tersebut disebabkan oleh wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
“Sudah positif ASF,” ujar Ainur, Kamis (20/2/2025).
Untuk menangani kasus ini, pihak dinas bekerja sama dengan pemerintah provinsi, Kementerian Pertanian, serta Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta. Tim telah turun ke lokasi untuk melakukan investigasi dengan mengambil sampel darah babi guna diuji di laboratorium.
Selain itu, peternak yang terdampak juga diberikan vitamin serta pengobatan bagi ternak yang masih sakit untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Upaya edukasi kepada peternak juga dilakukan, termasuk mengenai cara pemeliharaan ternak yang baik dan pentingnya menjaga kebersihan kandang.
“Kami mengimbau peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan yang berkualitas agar daya tahan tubuh ternak tetap kuat,” ujar Alfiah.
ASF merupakan penyakit yang sangat menular dan mematikan bagi babi, tetapi tidak berbahaya bagi manusia. Meski begitu, wabah ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak karena tingkat kematiannya yang sangat tinggi.
“Kami meminta peternak untuk segera memisahkan babi yang sakit atau menunjukkan gejala aneh dari yang sehat. Jika menemukan kasus serupa, segera laporkan ke petugas kesehatan hewan terdekat,” tambahnya.
Hingga kini, jumlah babi yang mati di dua desa tersebut mencapai lebih dari 70 ekor. Pihak dinas terus melakukan pemantauan dan langkah-langkah pencegahan agar wabah tidak semakin meluas.