LIPUTAN JATIM

Banjir 4 Hari Belum Surut, Warga Pasuruan: Pemerintah Gak Ada Solusi

Liputanjatim.com – Banjir sejak Selasa (28/1/2025) belum surut, disebabkan curah hujan yang tinggi mengguyur kabupaten Pasuruan. Delapan kecamatan terdampak dengan ketinggian air yang bervariasi, bahkan sampai 110 cm.

Kepala UPT PSDA Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa timur, Anton Dharma mengatakan, banjir di Pasuruan sudah biasa terjadi.

Namun kali ini semakin meluas meskipun sungai rutin dinormalisasikan setiap tahun. Terutama di titik-titik yang diyakini ada tanggul jebol.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat 8 kecamatan paling terdampak banjir. Kecamatan Beji, Rejoso, Winongan, Pasrepan, Gondangwetan, Grati, Kraton, dan Pohjentrek.

Kondisi terparah dengan ketinggian air mencapai 110 cm, terjadi di Dusun Rujaksente, Desa Sukorejo, Kecamatan Pohjentrek.

Banjir tersebut belum surut hingga Kamis (30/1/2025), akhirnya sejumlah warga memilih mengungsi ke tempat lebih aman.

Petugas dari BPBD Kabupaten Pasuruan dan aparat kepolisian dan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pasuruan turut membantu evakuasi warga.

“Tadi ada seorang nenek dan anak-anak yang meminta untuk dievakuasi menggunakan karet,” terang Plt Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Aipda Junaedi.

Muslik, salah satu warga terdampak banjir menyampaikan saat ini banjir lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya dan belum ada tanda-tanda surut. Karena itu warga memilih meninggalkan rumah mereka sementara waktu.

“Tiap tahun semakin besar banjirnya, pemerintah nggak ada solusi untuk mengantisipasi banjir atau perbaikan di saluran,” ungkap Muslik, Jumat (31/1/2025).

Banjir yang berkepanjangan ini tak hanya berdampak pada rumah warga, aktivitas sehari-hari hingga kesehatan juga terdampak. Sejumlah pengungsi mulai mengalami gatal-gatal akibat kekurangan air bersih dan terlalu lama terpapar air kotor.

Beruntung, tim kesehatan turun langsung memberikan layanan pemeriksaan gratis di Balai Desa Rejoso Lor, tempat pengungsian sementara.

“Alhamdulillah ada periksa kesehatan gratis. Nggak surut-surut jadi gatal-gatal,” kata Waridah, salah satu warga yang mengungsi.

Kasi Dokkes Polres Pasuruan, Aipda Azharuddin, mengatakan pihaknya bekerjasama dengan berbagai instansi untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pengungsi.

Sejauh ini memang bantuan yang disalurkan pelayanan kesehatan gratis dan sembako dari pemerintah hingga relawan. Namun, untuk penanganan penyusutan air masih belum ada jalan terang.

Exit mobile version